Apa Itu Ransomware, Cara Mengatasi, dan Cara Menghindarinya

Dalam beberapa tahun terakhir, salah satu bentuk malware yang paling jahat dan berbahaya sudah meningkat aktivitasnya: Ransomware. Konsekuensi dari serangan ransomware bisa menjadi bencana dan sulit ditangani setelah komputer terinfeksi. Makanya, mencegah serangan adalah strategi yang lebih efektif. Tak usah pakai lama, langsung simak yuk Apa Itu Ransomware, Cara Mengatasi, dan Cara Menghindarinya

Apa Itu Ransomware?

Ransomware adalah jenis malware yang dirancang untuk memaksa pengguna membayar uang tebusan dengan mengenkripsi data penting dan mengancam akan menghancurkannya jika mereka tidak membayar uang tebusan. Serangan ransomware tentu mempengaruhi bisnis, organisasi, dan individu.

FYI, serangan ransomware seringkali dikirim melalui lampiran email spam berupa dokumen, gambar, atau aplikasi. Setelah lampiran tersebut dibuka, virus ini akan menyerang sistem pengguna. 

Selain lewat email, hacker biasanya juga menanam virus ini lewat halaman website. Tanpa disadari, saat pengguna mengunjungi website tertentu, virus ini masuk ke dalam sistem kalian.

Jenis Ransomware

Berikut ini beberapa jenis ransomware yang biasa digunakan oleh para pelaku serangan siber:

Encrypting Ransomware

Encrypting ransomware adalah salah satu jenis ransomware paling umum. Ransomware jenis ini menggunakan enkripsi untuk mengunci file korban sehingga tak dapat diakses, kecuali memiliki kunci dekripsi yang benar. Pelaku akan meminta tebusan kepada korban untuk memberikan kunci dekripsi.

Encrypting ransomware dapat menyebar melalui berbagai cara, seperti email spam, website yang terinfeksi, dan kit eksploitasi. Oleh karena itu, pengguna harus tetap waspada dan melakukan tindakan pencegahan yang tepat untuk melindungi diri dari serangan ransomware.

Locker Ransomware

Locker ransomware adalah jenis ransomware lain yang juga cukup populer. Ransomware jenis ini tidak menggunakan enkripsi untuk mengunci file, melainkan mengunci akses ke sistem atau perangkat yang terinfeksi. Pelaku akan menampilkan pesan yang meminta tebusan kepada korban untuk membuka kunci akses.

Locker ransomware dapat menyebar melalui berbagai cara, seperti email phishing, website yang terinfeksi, atau exploit kit. Pelaku dapat meminta uang tebusan dalam mata uang kripto atau kartu hadiah.

Scareware

Scareware adalah jenis ransomware yang mengancam pengguna dan memaksa mereka bayar uang tebusan. Tahukah kalian bahwa Scareware sering muncul sebagai pesan palsu atau pop-up yang menunjukkan bahwa sistem pengguna terinfeksi virus atau malware dan meminta pengguna untuk download atau membeli software keamanan yang tidak mengandung malware apapun.

FYI, Scareware dapat menyebar melalui berbagai cara, seperti website yang terinfeksi, iklan palsu, atau email phishing. Scareware juga dapat disertakan dengan software atau aplikasi gratis yang diunduh dari internet.

Mobile Ransomware

Anyway, ransomware juga bisa menyerang perangkat mobile loh, seperti smartphone dan tablet. Mobile ransomware sering menyamar sebagai aplikasi yang berguna atau memanfaatkan kerentanan dalam sistem operasi atau software.

Contoh mobile ransomware yang terkenal adalah WannaCry, yang menyebar ke seluruh dunia pada tahun 2017 dan menginfeksi jutaan perangkat, termasuk smartphone. Mobile ransomware biasanya menyerang sistem Android dan iOS.

Serangan mobile ransomware dapat menyebabkan pengguna kehilangan akses ke perangkat, data, bahkan file yang tersimpan di dalamnya.

DDoS Ransomware

Ransomware juga dapat digunakan sebagai alat dalam serangan DDoS (Distributed Denial of Service). Serangan ransomware dapat menyebabkan pengguna tak dapat mengakses layanan atau website tertentu sehingga membebani server yang bertanggung jawab untuk melayani website atau layanan tersebut.

Contoh ransomware DDoS adalah Trojan-ransom-DDoS, yang pertama kali muncul pada tahun 2014.

Serangan ransomware DDoS dapat menyebabkan kerugian finansial yang signifikan bagi bisnis atau organisasi yang menjadi target serangan.

Leakware

Leakware adalah jenis ransomware yang menggunakan data sensitif atau rahasia perusahaan atau individu untuk tebusan. Ransomware jenis ini mengancam untuk mempublikasikan atau membocorkan data ke pihak ketiga secara publik atau tanpa izin jika tebusan tidak dibayarkan.

Contoh terkenal dari serangan leakware adalah serangan terhadap perusahaan hiburan Sony Pictures pada tahun 2014.

Penjahat siber mengancam akan mengungkapkan data sensitif, termasuk email dan dokumen rahasia perusahaan jika Sony tidak membayar uang tebusan.

Cara Kerja Ransomware

Umumnya sih, ada tujuh tahap cara kerja Ransomware untuk mengacaukan sistem di  perangkat kalian. Berikut ini penjelasannya:

1. Infeksi

Ransomware yang terunduh secara tak sengaja mulai meng-install secara diam-diam di perangkat kalian.

2. Eksekusi

Setelah ter-install, Ransomware mulai memindai dan memetakan lokasi file yang akan menjadi targetnya. Malware ini dapat menargetkan file yang disimpan di penyimpanan lokal maupun penyimpanan awan (cloud). Bahkan, beberapa jenis Ransomware dapat menghapus atau mengenkripsi file maupun folder backup.

3. Enkripsi

Di tahap ini, Ransomware mulai bekerja dengan melakukan pertukaran kunci dengan Command and Control Server, menggunakan kunci enkripsi untuk mengacak semua file yang ditemukan di tahap Eksekusi. Malware jenis ini juga mengunci akses ke data di perangkat.

4. Notifikasi

Setelah berhasil mengambil alih data di perangkat kalian, Ransomware biasanya akan memunculkan notifikasi pengguna yang berisi informasi tebusan yang harus dibayarkan untuk mendapatkan kode dekripsi.

5. Pembersihan

Setelah berhasil mengenkripsi data yang diinginkan, Ransomware biasanya berhenti dan menghapus dirinya sendiri, dan hanya menyisakan file instruksi pembayaran.

6. Pembayaran

Jika memilih untuk membayar tebusan, kalian akan diminta untuk mengikuti instruksi. Peretas biasanya menggunakan layanan TOR tersembunyi untuk berkomunikasi agar terhindar dari deteksi pemantauan lalu lintas jaringan.

7. Dekripsi

Setelah melakukan pembayaran, korban akan mendapatkan kode dekripsi untuk memulihkan kembali akses ke perangkatnya. Walaupun begitu, membayar tebusan sangat tidak disarankan karena tidak ada jaminan file atau folder milikmu akan kembali seperti sedia kala.

Cara Menghindari Serangan Ransomware

Berikut ini beberapa cara yang dapat membantu untuk menghindari serangan ransomware:

1. Hindari membuka email atau tautan yang mencurigakan

Jangan buka email dari sumber yang tak dikenal atau mencurigakan. Hindari klik tautan yang tidak sah atau mencurigakan di email, pesan teks, atau website. Jangan mengunduh file atau lampiran yang mencurigakan, terutama jika diunduh dari sumber yang tidak dikenal.

2. Perbarui sistem operasi dan software secara teratur

Perbarui sistem operasi dan software secara berkala ya untuk memperbaiki lubang keamanan. Pastikan juga untuk selalu memperbarui antivirus dan software keamanan lainnya.

3. Gunakan software keamanan yang kuat

Gunakan software keamanan canggih dengan fitur perlindungan antiransomware yang komprehensif. Pastikan software keamanan milik kalian memang selalu mutakhir.

4. Buat cadangan data secara teratur

Cadangkan data secara teratur ya dan simpan di tempat yang aman. Pastikan untuk mencadangkan data kalian ke lokasi yang berbeda dari perangkat aslinya. Kalian harus ingat untuk secara teratur memeriksa cadangan data untuk memastikan dapat dipulihkan dengan benar.

5. Tingkatkan kesadaran keamanan

Tingkatkan kesadaran keamanan untuk kalian dengan memberi pelatihan keamanan. Pelatihan keamanan dapat membantu untuk mengidentifikasi ancaman keamanan dan menghindari serangan ransomware.

6. Gunakan sandi yang kuat dan unik

Pastikan keyword yang digunakan di akun dan perangkat kalian itu kuat dan unik. Jangan gunakan keyword yang sama pada akun yang berbeda. Ubah keyword secara teratur untuk menjaga keamanan akun kalian.

Bagaimana Cara Mengatasi Ransomware yang Menginfeksi Website atau Perangkat?

Berikut ini beberapa cara mengatasi ransomware yang bisa kalian coba:

1. Jangan Menuruti Perintah Hacker

Jika mendapati website atau perangkat terinfeksi ransomware, hal pertama yang perlu diingat adalah jangan pernah membayar uang tebusannya. 

Alasannya sederhana, kalian hanya akan membuat hacker senang dan lebih rajin melancarkan aksinya ke korban lain. Selain itu, tak ada jaminan hacker akan membuka file kalian setelah kalian membayar tebusan. 

Tebusan yang mereka minta juga tak sedikit, kan? Sebisa mungkin, jangan pernah memenuhi permintaan hacker. Lagipula, ada kemungkinan file yang telah terenkripsi bisa dipulihkan dengan decryptor yang tersedia. 

2. Bersihkan Malware dengan Antivirus

Kalian juga perlu membersihkan perangkat dengan antivirus ransomware. Cara ini dilakukan untuk menghilangkan ancaman virus yang masih aktif. 

Silakan kalian unduh dulu antivirus yang menyediakan fitur antiransomware, seperti ESET, Avast, Kaspersky, dan sejenisnya. Pastikan menggunakan aplikasi yang asli dan legal untuk menghindari serangan virus serupa, ya. 

Ya, meski dengan cara ini tidak akan mendapatkan file kalian kembali, setidaknya kalian telah mencegah virus ini menyerang kembali. 

3. Download Aplikasi Decryptor Ransomware

Setelah memastikan tidak ada malware yang aktif pada perangkat, silakan kalian coba mengembalikan file yang terkena virus. 

File yang terenkripsi kemungkinan dapat dipulihkan menggunakan aplikasi decryptor. Decryptor tersebut akan mengurai sandi enkripsi sehingga kalian dapat membukanya. 

Beberapa software antivirus telah memiliki dekriptor tersebut, seperti Kaspersky, Avast, dan sebagainya. Decryptor ini bisa jadi cara mengembalikan file yang terkena virus ransomware yang ampuh. 

Namun, setiap tipe ransomware hanya dapat dibuka decryptor tertentu. Jadi, tidak bisa asal pakai decryptor untuk membuka enkripsi file kalian, ya. Jika kalian coba mengutak-atik sendiri tanpa mengetahui pemahaman yang mendalam, bisa-bisa file kalian tidak akan dapat dibuka selamanya. 

Untuk itu, kami menyarankan untuk berkonsultasi pada orang yang ahli dalam keamanan IT sebelum mencoba apapun. 

Oia, kalian juga bisa coba periksa tipe ransomware di situs organisasi proyek No More Ransom. Proyek tersebut merupakan salah satu cara untuk menangkal kejahatan ransomware di seluruh dunia. Proyek ini dijalankan oleh para pakar cyber security dan juga penegak hukum. 

apa itu ransomware

Website tersebut menyediakan halaman khusus yang akan membantu untuk mengidentifikasi tipe ransomware. Melalui situs tersebut, bisa mendapatkan link download decryptornya jika tersedia. 

4. Laporkan Kasus pada Organisasi Antiransomware 

Terakhir, jika tipe ransomware yang Anda terima tersebut belum ada decryptornya, segera laporkan di proyek No More Ransom tadi. 

Submit file yang terkena virus dan file pesan ancaman yang diterima. File tersebut akan membantu para pakar keamanan IT menemukan decryptor yang tepat untuk membuka aksesnya. Dengan begitu, ada kemungkinan file kalian di waktu mendatang dapat dibuka lagi. 

5 Tips Mencegah Serangan Ransomware yang Perlu Dilakukan

Berikut ini lima langkah pencegahan yang bisa kalian terapkan: 

1. Menggunakan Software dan Fitur Keamanan

Untuk perangkat komputer kalian, perlu sedikit berinvestasi dengan menginstall software antivirus yang mumpuni. Pilihlah antivirus yang memiliki fitur antiransomware, untuk mendeteksi, menangkal, dan membersihkan virus tersebut. 

Dengan software antivirus ransomware, kalian juga dapat melakukan pemindaian virus untuk memastikan tak ada malware pada file yang hendak diupload ke website. 

Untuk website, pastikan kalian juga telah meningkatkan keamanan website secara maksimal. Salah satunya dengan memasang SSL. Sebab, SSL adalah metode yang menjaga supaya setiap pertukaran data yang terjadi di website aman dari ancaman virus. 

2. Melakukan Backup Data 

Semisal virus ransomware berhasil menyerang website atau perangkat, setidaknya kan kalian tidak akan panik sangat. Sebab, semua data yang terenkripsi telah dibackup dengan aman. 

Kalian bisa melakukan backup data di beberapa penyimpanan sekaligus, baik hard drive, Google drive, dan lain-lain. 

Untuk website, pastikan penyedia hosting kalian menyediakan fitur backup secara berkala, ya. 

Meski telah memiliki fitur backup otomatis, sebaiknya install plugin backup sebagai antisipasinya. Ada beberapa plugin backup yang direkomendasikan, seperti BackupBuddy, BlogVault, dan BoldGrid Backup.

Jika terkena serangan ini, tak usah panik. Tinggal restore saja data penting yang telah dibackup. 

3. Update Secara Rutin  

Jangan pernah abaikan update website secara rutin, mulai dari CMS, plugin, hingga tema yang ada di dashboard. Sebab, update versi terbaru tak hanya menyediakan fitur terbaru sekaligus meningkatkan keamanan website. 

Sistem dan fitur yang belum terupdate bisa jadi celah keamanan website untuk diserang hacker

Kalian bisa mengetahui apakah website WordPress perlu segera diupdate dengan melihat notifikasi update.  

Kalau tak ingin repot update website secara manual, kalian bisa pakai bantuan plugin, yaitu Easy Updates Manager. Plugin tersebut akan membantu untuk memasang versi terbaru dari WordPress, plugin, hingga tema secara otomatis. 

4. Menghindari Klik Website dan Email Mencurigakan 

Ransomware seringkali berhasil masuk melalui website dan email berisi virus yang kalian kunjungi. 

Jebakan virus juga bisa disisipi lewat email spam dengan lampiran atau link mencurigakan. Jika mendapatkan email tak dikenal dan menyisipkan beberapa lampiran, sebaiknya jangan pernah klik lampiran tersebut, ya. 

Ketika lampiran tersebut kalian download lalu kalian jalankan, ransomware dapat langsung menginfeksi perangkat kalian. 

Baca juga: Mengetahui Apa Itu Phising dan Mengatasinya

5. Memilih Hosting yang Aman 

Jika hosting kalian tidak memiliki keamanan yang canggih, website bisa dengan mudah terinfeksi berbagai virus, salah satunya ransomware

Jadi, satu langkah penting yang tak boleh diabaikan adalah memilih hosting yang aman. Sebab, jika sisi server sudah terserang, tambahan fitur keamanan lainnya seperti SSL dan plugin yang dipasang jadi sia-sia.

Jetorbit menyediakan web hosting terbaik dan domain murah di tahun 2023 ini. Web hosting adalah tempat untuk membuat website kalian bisa diakses oleh semua pengunjung di seluruh belahan dunia. Agar bisa online dengan mudah dan cepat maka pilihlah web hosting terbaik dengan pengalaman lebih dari 5 tahun. 

Jadi, Apakah Perangkat Kalian Sudah Terlindung dari Ransomware?

Kalian sudah paham kan apa itu Ransomware dan bagaimana cara mengatasinya?

Cara paling utama untuk mencegah Ransomware adalah dengan meningkatkan kesadaran terkait pentingnya keamanan perangkat. Bisa dimulai dengan berinternet aman dan tidak membuka situs-situs berbahaya serta menggunakan jaringan yang terproteksi.

Selamat mencoba dan tunggu info-info menarik lainnya dari kami, ya 🙂

Bermanfaatkah Artikel Ini?

Klik bintang 5 untuk rating!

Rata rata rating 0 / 5. Jumlah rate 0

Yuk Rate 5 Artikel Ini!

We are sorry that this post was not useful for you!

Let us improve this post!

Tell us how we can improve this post?

Bagikan:

6 responses to “Apa Itu Ransomware, Cara Mengatasi, dan Cara Menghindarinya”

    1. silvia Avatar

      thanks udah berkunjung ke blog kami 🙂

  1. […] siber yang mengincar bank sebagai sasarannya melakukan serangan dengan ransomware. Di Indonesia, ransomware pernah menyerang beberapa industri perbankan, antara lain Bank Indonesia (BI) cabang Bengkulu, […]

    1. silvia Avatar

      thanks udah berkunjung ke blog kami 🙂

  2. […] untuk anak, VMware Workstation juga memiliki keunggulan untuk menguji efek virus, malware, dan ransomware pada sebuah […]

  3. […] tindakan cepat menangani ransomware sangat penting karena dapat membantu mencegah kerusakan lebih lanjut pada file kalian dan mencegah […]

Leave a Comment