10 Masalah Keamanan Paling Mendominasi dengan Layanan Berbasis Cloud

Langkah pertama untuk meminimalkan risiko di cloud adalah identifikasi masalah keamanan utama secara tepat waktu. Anyway, masalah ini juga mengganggu pembukuan perusahaan, loh. Tak ada salahnya ketahui dulu yuk, ada masalah apa saja sih yang mendominasi jika menggunakan layanan berbasis cloud? Tak perlu pakai lama, langsung simak saja Ketahui 10 Masalah Keamanan Paling Mendominasi dengan Layanan Berbasis Cloud

10 Masalah Keamanan Peringkat Atas untuk Layanan Berbasis Cloud

Dalam sebuah konferensi, CSA (Cloud Security Alliance) mempresentasikan 10 daftar ancaman terhadap keamanan cloud yang dihadapi organisasi.

1. Kebocoran Data

Cloud tunduk pada masalah yang sama seperti infrastruktur tradisional. Situs penyedia cloud hosting menjadi incaran yang menarik bagi para penyusup sebab banyaknya data yang kini sering ditransfer ke cloud. 

Nah, secara bersamaan, tingkat parahnya potensi ancaman secara langsung bergantung pada pentingnya data yang disimpan. Pengungkapan informasi pengguna pribadi, sebagai suatu peraturan ia menerima lebih sedikit publisitas daripada pengungkapan rahasia komersial, kekayaan intelektual, yang mana menyebabkan kerusakan signifikan pada reputasi perusahaan.

2. Akun yang Mengompromikan dan Mengabaikan Autentikasi

Kebocoran data seringnya merupakan akibat dari kelalaian mekanisme otentikasi ketika password yang digunakan lemah. Manajemen kunci enkripsi dan sertifikat juga tidak memadai.

Selain itu, organisasi juga menghadapi masalah dalam mengelola hak dan izin ketika pengguna akhir diberikan kekuasaan yang jauh lebih tinggi daripada yang ia butuhkan.

Masalah tersebut juga terjadi saat pengguna dipindahkan ke posisi lain atau dipecat. Akibatnya, akun tersebut berisi lebih banyak fitur daripada sesuatu yang dibutuhkan, yang mana justru menjadi hambatan dalam masalah keamanan.

3. Antarmuka Peretasan dan API

Saat ini, layanan dan aplikasi berbasis cloud tidak dapat dibayangkan tanpa antarmuka yang ramah pengguna. Keamanan dan ketersediaan layanan cloud bergantung pada seberapa baik mekanisme kontrol akses dan enkripsi dalam API yang dikembangkan.

Saat berinteraksi dengan pihak ketiga dan menggunakan API mereka, risiko meningkat karena perusahaan butuh memberikan informasi tambahan hingga login dan password pengguna. Antarmuka keamanan yang lemah inilah yang menjadi penghambat dalam masalah aksesibilitas, kerahasiaan, integritas, dan keamanan.

4. Kerentanan Sistem yang Digunakan

Kerentanan sistem yang digunakan merupakan masalah yang terjadi di lingkungan cloud multi-tenant. Menurut laporan CSA, biaya yang dikeluarkan untuk mengurangi kerentanan sistem lebih rendah dibanding biaya TI lainnya.

Kesalahan umum saat menggunakan solusi cloud dalam model IaaS ialah perusahaan kurang memperhatikan keamanan aplikasi mereka, yang terletak di infrastruktur keamanan penyedia cloud.

5. Pencurian Akun

Phishing dan penipuan lainnya sering terjadi di lingkungan cloud. Penipuan ini menambah kekhawatiran dalam bentuk upaya untuk memanipulasi transaksi dan mengubah data.

Penyerang menganggap platform cloud sebagai wahana untuk melakukan serangan. Bahkan, kepatuhan dengan strategi “perlindungan secara mendalam” mungkin tidak cukup. Perlu juga untuk melarang “berbagi” akun dan layanan pengguna di antara mereka sendiri serta memperhatikan mekanisme otentikasi multifaktor.

6. Orang Dalam – Penyusup

Insider ancaman bisa datang dari karyawan atau mantan, administrator sistem, kontraktor, atau mitra bisnis. Penyerang orang dalam mengejar tujuan yang berbeda, mulai dari pencurian data hingga keinginan untuk membalas dendam. Bisa jadi, kan? Dalam kasus cloud, tujuannya mungkin untuk menghancurkan infrastruktur seluruhnya atau sebagian, mendapatkan akses ke data, dan sebagainya.

7. Targetkan Serangan Cyber

Ancaman berkelanjutan yang dikembangkan atau serangan dunia maya yang sudah ditargetkan, saat ini tidak jarang terjadi. Seseorang dapat mencapai suatu tujuan dan memperoleh hasil jika ia memiliki pengetahuan yang cukup dan seperangkat alat yang relevan. Iya, kan?

FYI, pelaku kejahatan yang ingin membangun dan mengkonsolidasikan kehadirannya di infrastruktur merupakan sasaran yang tidak mudah dideteksi.

8. Kehilangan Data Permanen

Karena cloud telah cukup matang, kasus dengan hilangnya data tanpa kemungkinan ada proses pemulihan karena penyedia layanan bersifat sporadis. Pada saat yang sama, penyusup, mengetahui tentang konsekuensi dari penghapusan data permanen, bertujuan untuk melakukan tindakan merusak tersebut.

Penyedia cloud hosting untuk mematuhi langkah-langkah keamanan merekomendasikan untuk memisahkan data pengguna dari aplikasi ini, menyimpannya di lokasi yang berbeda.

9. Kesadaran yang Tidak Memadai

Organisasi yang pindah ke cloud tanpa memahami kapabilitas cloud akan menghadapi risiko. Jika, misalnya nih, tim pengembangan sisi klien tidak terbiasa dengan fitur teknologi cloud dan prinsip-prinsip penerapan aplikasi cloud, maka kemungkinannya masalah operasional dan arsitektur akan muncul.

10. Penyalahgunaan layanan cloud

Organisasi yang sah maupun tidak sah, dapat menggunakan cloud, kok. Tujuan yang terakhir adalah menggunakan sumber daya cloud untuk melakukan tindakan jahat: meluncurkan serangan DDoS, mengirim spam, mendistribusikan konten berbahaya, dan lain-lain. Penyedia layanan harus dapat mengenali peserta tersebut. Pelajari traffic secara detail dan gunakan alat pemantauan cloud.

Okay, jadi itulah 10 masalah keamanan paling mendominasi untuk layanan berbasis cloud. Semoga bermanfaat dan tunggu info-info menarik lainnya dari kami, ya 🙂

Bermanfaatkah Artikel Ini?

Klik bintang 5 untuk rating!

Rata rata rating 0 / 5. Jumlah rate 0

Yuk Rate 5 Artikel Ini!

We are sorry that this post was not useful for you!

Let us improve this post!

Tell us how we can improve this post?

Bagikan:

Leave a Comment