Definisi Load Balancing, Fungsi, Metode, dan Cara Kerjanya

Kalian sudah paham kah bahwa load balancing merupakan metode yang dilakukan untuk membantu suatu server agar terhindar dari gangguan trafik dalam jaringan komputer? Jika belum paham, wajib banget kalian simak nih artikel ini karena akan diulas tentang Definisi Load Balancing, Fungsi, Metode, dan Cara Kerjanya. Silakan disimak ya.

Definisi Load Balancing

Definisi load balancing adalah suatu proses penyaluran trafik ke dalam sejumlah server. Sehingga, kinerja jaringan pun akan menjadi jauh lebih stabil dengan menggunakan load balancing. Hal ini dikarenakan beban trafik tersebut tidak hanya ditanggung oleh salah satu server saja, melainkan terbagi secara merata. 

Tujuan utama load balancing adalah untuk mengoptimalkan kinerja sekaligus mengatasi berbagai gangguan pada database, aplikasi, maupun website kalian.

Kalian memiliki website dengan trafik jaringan cukup tinggi? Maka penggunaan load balancing merupakan hal yang sangat tepat. Sebab, load balancing akan membantu server kalian tetap merespon dengan cepat dan terhindar dari kendala.

Jenis Load Balancing

Secara umum, jenis load balancing adalah berikut:

Software Load Balancer

Untuk menggunakan software load balancer, jenis load balancing perangkat lunak perlu diinstal dulu pada server kalian. FYI, jenis ini dikenal jauh lebih terjangkau dan fleksibel dibandingkan load balancer lainnya, loh.

Hardware Load Balancer

Selain software, jenis lainnya dari load balancing adalah dalam bentuk fisik, yaitu perangkat keras. Hardware load balancer diketahui bernilai lebih mahal dan kurang fleksibel jika dibandingkan dengan versi perangkat lunak. Contoh load balancing jenis ini adalah barracuda, coyote point, dan cisco system catalyst load balancer.

Fitur-fitur Load Balancing

Perlu diketahui bahwa bagaimana load balancing memperlakukan server tidaklah sama antara user satu dengan yang lain. Semua bergantung fitur apa yang dipilih sesuai kebutuhan. NGINX memaparkan beberapa opsi fitur, antara lain: 

1. Round Robin

Fitur yang mendistribusikan sejumlah permintaan yang masuk ke dalam sekelompok server secara berurutan.

2. Least Connections 

Fitur yang mengatur jika ada permintaan baru maka akan langsung mengalihkan ke server dengan jumlah traffic yang paling sedikit. Dalam hal ini, sistem load balancing akan terus melakukan komputasi kapasitas relatif dari setiap server. Nah, dari hasil komputasi itulah baru bisa  menentukan server mana yang memiliki traffic paling sedikit.

3. Least Time

Ini merupakan versi lebih lengkap dari least connection. Di sini sistem dalam melakukan pemilihan server tidak hanya berdasarkan traffic mana yang paling sedikit namun juga meliputi waktu respon paling cepat. 

4. Hash

Mendistribusikan permintaan berdasarkan kunci yang kalian tentukan, seperti alamat IP klien atau URL permintaan. NGINX Plus dapat secara opsional menerapkan hash konsisten untuk meminimalkan redistribusi beban jika set server hulu berubah.

5. Random with Two Choices 

Memilih dua server secara acak dan mengirimkan permintaan ke salah satunya yang dipilih dengan menerapkan Least Connections.

Fungsi Load Balancing

Secara umum, Amazon menyatakan adanya sistem load balancing memberikan berbagai fungsi untuk meningkatkan kinerja server dalam beberapa hal berikut ini:

1. Meningkatkan Daya Tahan Server

Daya tahan di sini menunjukkan seberapa sering server mengalami kegagalan yang menyebabkan durasi down-nya meningkat. Hal yang tentu saja tidak diinginkan oleh kalian karena menyebabkan website atau aplikasi tidak bisa audiens akses.

Eitss, untungnya apabila kalian melengkapi sistem dengan tools load balancing, kegagalan lebih dapat terminimalisasi, loh. Alasannya karena tools mampu menaikan tolerasi kegagalan sistem.

Nah, caranya dengan secara otomatis mendeteksi server yang sedang bermasalah lalu mengarahkan ke server yang masih baik

2. Mengakomodasi Perkembangan Website / Aplikasi

Tentu kalian ingin website atau aplikasi yang kalian buat semakin berkembang, kan? Semakin banyak traffic yang masuk dan hal tersebut juga membuat lebih banyak cuan yang masuk. Jika memang ingin demikian maka wajib banget nih tools load balancing terpasang. 

Dengan cara begitu, kini website atau aplikasi yang dimiliki bisa menangani ribuan permintaan yang audiens ajukan. Kemampuan tersebut diperoleh karena load balancer melakukan hal-hal ini pada sistem :   

  • Mencegah terjadinya masalah bottleneck (kemacetan) pada server manapun.
  • Membantu memprediksikan aliran traffic yang terjadi supaya dapat memutuskan apakah harus menambah atau menghapus server.
  • Menambahkan sistem redundansi (sistem penyimpanan data yang sama di tempat yang berbeda tapi dengan tambahan sistem pengamanan).

3. Meningkatkan Sistem Keamanan

Biasanya sih di dalam tools load balancing juga telah disertakan fitur keamanan untuk menambah proteksi pada server.  Misalnya nih, dalam kondisi ada pihak tidak bertanggung jawab ingin membanjiri server dengan spam request

Selain itu, dari segi keamanan load balancer juga turut melaksanakan berbagai aktivitas berikut ini: 

  • Memantau aliran traffic  yang masuk secara terus-menerus dan bila mendeteksi  konten berbahaya maka akan langsung memblokirnya. 
  • Mengarahkan traffic melalui firewall untuk keamanan tambahan.

Metode Load Balancing

Dalam melakukan penyeimbangan traffic, metode yang load balancing lakukan terbagi menjadi 4 kategori berdasarkan apa yang diperiksa dalam traffic yang masuk: 

1. Memeriksa Jenis Aplikasi yang Dipakai

Aplikasi modern yang kompleks memiliki beberapa server farm dengan beberapa server yang didedikasikan untuk satu fungsi aplikasi. 

Terkait hal tersebut, tools load balancing akan memeriksa konten permintaan yang masuk, seperti header HTTP atau ID sesi SSL. Tujuan pemeriksaan di sini adalah sebagai parameter bagaimana sistem akan melakukan pengalihan jalur traffic.

Contoh, sebuah aplikasi e-commerce memiliki direktori produk, keranjang belanja, dan fungsi checkout. Jika permintaan berasal dari keinginan audiens untuk mengakses gambar dan video maka load balancer akan mengirimkan permintaan ke server tanpa menyertakan perintah untuk mempertahankan koneksi. 

Sebaliknya, jika permintaan berasal dari keranjang belanja maka load server akan meminta server agar : 

  • Mempertahankan banyak koneksi klien 
  • Menyimpan data keranjang untuk waktu yang lama

2. Memeriksa Kondisi Jaringan Server

Kondisi jaringan dalam server terbagi menjadi 2, yaitu statis dan dinamis. Statis diperuntukkan pada konten-konten yang setiap waktunya relatif tidak mengalami perubahan berarti seperti artikel. Dengan demikian, beban server untuk melakukan maintain sumber daya juga tidak akan berat.

Adanya tools load balancing sangat membantu menetapkan mana server yang cukup mendapatkan jaringan statis dan mana yang harus mendapatkan jaringan dinamis. 

3. Memeriksa Kondisi Server Global 

Hadirnya tools load balancing semakin terasa manfaatnya bagi perusahaan yang memiliki banyak server di berbagai region. Load balancer di sini akan berperan mengelola setiap beban yang terdapat dalam region tertentu. 

Saat ada audiens dari suatu negara mengirimkan permintaan maka secara otomatis akan dialihkan ke server dengan region terdekat dengan negara tersebut. 

Peluang terjadinya pemindahan traffic ke region yang agak jauh bisa terjadi apabila server di region terdekat mengalami kegagalan. 

4. Memeriksa Kondisi DNS 

Dalam memeriksa DNS, tools load balancing akan mengonfigurasi domain kalian untuk mengalihkan permintaan jaringan pada seluruh sumber daya yang ada di dalamnya. 

Sebuah domain dapat berkomunikasi dengan sebuah website, sebuah sistem e-mail, sebuah server cetak, atau layanan lain yang diakses melalui internet. 

Nah, terkait hal tersebut maka load balancer berguna untuk menjaga ketersediaan aplikasi dan menyeimbangkan lalu lintas jaringan di seluruh sumber daya yang didistribusikan.

Cara Kerja Load Balancing

Cara kerja load balancing adalah mengatur trafik dan mencegah terjadinya kemacetan ataupun hal-hal yang tidak diinginkan.

Load balancing akan memastikan bahwa jaringan tetap berjalan lancar tanpa hambatan. Berikut ini gambaran cara kerja load balancing:

  • Pertama, para pengguna melakukan permintaan akses masuk ke suatu server.
  • Selanjutnya, load balancer menerima trafik jaringan tersebut lalu menyalurkannya ke dalam sejumlah server secara merata.
  • Bila salah satu server down maka load balancer akan mengalihkan trafik tersebut ke server lainnya yang tersedia.

Rekomendasi Software Load Balancer

Dalam pembahasan kalian ini hanya akan berfokus pada software karena Geeksforgeeks menuturkan lebih banyak dipakai oleh perusahaan yang tarafnya kecil hingga menengah.  

Inilah dua jenis tools yang bisa dicoba menurut rekomendasi Betterstack:  

Traefik

Traefik merupakan salah satu rekomendasi software untuk load balancing yang cukup populer karena mampu: 

  • Secara otomatis mendeteksi dan mengkonfigurasi ulang dirinya sendiri ketika ada layanan yang ditambahkan atau dihilangkan. Dengan demikian, akan memudahkan untuk mengatur skalabilitas aplikasi. 
  • Menundukung berbagai fitur algoritma yang ada dalam load balancer, meliputi round-robin dan least connections. Selain itu, bisa juga diintegrasikan dengan software backends semacam Docker, Kubernetes, dan lain-lain. 
  • Memiliki format konfigurasi yang user friendly
  • Menawarkan fitur-fitur lanjutan seperti active clustering untuk mempertinggi daya tahan server. Oia, ada juga fitur pengecekan kesehatan server untuk memastikan yang sehat-sehat saja, yang benar-benar terpakai untuk menangani traffic
  • Tersedia di berbagai sistem operasi dari laptop/PC yang mencakup Linux, macOS, dan  Windows operating systems

NGINX

NGINX merupakan software untuk load balancing yang layak sekali dijadikan sebagai pilihan kalian. 

NGINX sudah dikenal sebagai server website open source dan reverse proxy yang bagus. Perannya sebagai load balancer pun patut diperhitungkan. Alasannya karena software memiliki cukup banyak kelebihan, yakni sebagai berikut: 

  • Performa berkualitas tinggi dengan pemakaian sumber daya yang relatif minimalis. Spesifikasi yang membuatnya menjadi opsi yang tepat pada server yang memiliki traffic tinggi atau sumber dayanya terbatas. 
  • Kompatibel dengan berbagai fitur algoritma, seperti round-robin dan least connections. Oia, kalian dapat mengonfigurasikannya untuk bekerja dengan beraneka backends semacam HTTP, FastCGI, dan TCP. 
  • Menawarkan sesi server yang lebih tahan lama karena ditunjang dengan fitur pengecekan kesehatan.  
  • Tersusun dari format konfigurasi yang sederhana dan bahasa konfigurasi yang terdokumentasi secara sistematis. 
  • Menawarkan beberapa tools tambahan untuk membantu dan mengatur sistem load balancer.
  • Kompatibel dengan 3 jenis sistem operasi, yakni Linux, macOS, dan Windows operating systems.

Jadi bagaimana, apakah kalian sudah mendapatkan gambaran yang lebih sekarang, setelah menyimak artikel ini sampai kelar? Pokoknya kalian tak usah khawatir pada server yang sering down karena kelebihan muatan karena tools load balancing bisa membantu kalian.

Miliki website dan langsung online sekarang juga!

Dengan pengalaman lebih dari 10 tahun, Jetorbit siap membantu onlinekan website idaman kalian dan menjadikan usaha kalian dikenal oleh seluruh dunia. Jetorbit tidak hanya membangun website atau aplikasi namun juga mengembangkan bagian bisnis kalian.

Salah satu alasan kalian harus membuat website di Jetweb adalah kami memberikan solusi pada apa yang kalian inginkan melalui website dan aplikasi dengan desain, ide, serta kemungkinan yang tak terbatas lainnya. 

Semoga bermanfaat 🙂

Bermanfaatkah Artikel Ini?

Klik bintang 5 untuk rating!

Rata rata rating 0 / 5. Jumlah rate 0

Yuk Rate 5 Artikel Ini!

We are sorry that this post was not useful for you!

Let us improve this post!

Tell us how we can improve this post?

Bagikan:

Leave a Comment