Yuk Kenali Experiential Marketing

Pernah dengar istilah experiential marketing? Wih, istilah baru kah? Terdengar keren di telinga! Bukan istilah baru, sih. Bisa jadi kalian memang belum banyak belajar terkait dunia marketing. Don’t worry. Kali ini kami akan menyampaikan bahasan tentang experiential marketing. Tak usah lama-lama ya, langsung simak yuk Yuk Kenali experiential Marketing untuk Kesuksesan Bisnis Anda.!

Apa Itu Experiential Marketing?

Experiential marketing adalah strategi pemasaran menciptakan pengalaman khas brand kepada pelanggan.

Strategi ini dikenal juga dengan engagement marketing atau ground marketing.

Experiential marketing biasanya dirancang untuk mendorong audiens terlibat dan berpartisipasi dalam suatu acara.

Acara yang diselenggarakan dapat berupa kegiatan keluarga yang menyenangkan hingga permainan unik untuk menarik minat pada produk atau layanan bisnis

Semakin menyenangkan dan menarik suatu tampilan atau acara maka semakin besar pula kemungkinan orang ingin mengenal dan menggunakan produk atau layanan tersebut.

Tips Menerapkan Experiential Marketing 

Berikut ini tips menerapkan Experiential Marketing pada bisnis kalian:

1. Menentukan Tujuan yang Jelas

Para pemilik bisnis memiliki berbagai tujuan dalam menerapkan experiential marketing.

Oleh karena itu, sebelum memulai menerapkan experiential marketing perlu diadakan penentuan tujuan yang jelas.

Jika sudah memiliki tujuan yang jelas maka tentu akan lebih mudah untuk fokus terhadap konsep dan memahami apa yang ingin dicapai pada experiential marketing yang akan dijalankan.

Beberapa contoh tujuan experiential marketing, yaitu meningkatkan brand awareness, memperluas jangkauan perusahaan, memperjelas citra merek, mendapatkan leads, mempromosikan produk baru, dan sebagainya.

2. Otentik

Experiential marketing pada dasarnya membangun koneksi personal dengan para target bisnis.

Strategi pemasaran ini haruslah otentik alias mencerminkan identitas produk atau layanan bisnis kalian. Silakan fokus pada apa yang membuat brand bisnis kalian yang unik.

Oia, tonjolkan juga keunggulan brand kalian dibandingkan dengan kompetitor agar audiens lebih tertarik.

3. Menceritakan sesuatu yang menarik

Apakah kalian sudah tahu bahwa penerapan experiential marketing selalu identik dengan penggunaan teknik storytelling untuk bisnis?

Untuk menarik konsumen sebanyak-banyaknya, memang perlu berkreasi dengan cerita yang powerfull namun tetap sesuai dengan kebutuhan bisnis. Silakan memulai dengan membuat garis besar anggaran, waktu, lokasi, dan sebagainya.

Semakin personal dan relevan storytelling yang dibuat, maka semakin besar pula kemungkinan experiential marketing sukses. 

4. Follow up konsumen

Experiential marketing biasanya memang diadakan pada waktu yang terbatas. Namun, setelah acara sudah selesai, bukan berarti pelaksanaan experiential marketing juga akan selesai.

Justru strategi ini harus berjalan terus sebab harus menjaga momentum dengan tetap terhubung dengan konsumen.

Oleh karena itu, harus rajin melakukan follow up ke konsumen, ya. Hal ini dapat dilakukan dengan menggunakan email yang dikirimkan secara personal kepada konsumen hingga menghubungi lewat media sosial setelah acara selesai.

Oia, jangan lupa untuk menyinggung kembali cerita atau pesan-pesan yang telah disampaikan sebelumnya, ya. Dengan begitu, brand kalian akan tetap berkesan bagi konsumen meski acara sudah lama selesai. 

5. Meminta Feedback dari konsumen

Meminta feedback dari konsumen merupakan langkah yang tepat untuk dilakukan setelah melakukan follow up sebab kalian tidak akan setiap hari berhubungan dengan konsumen.

Kalian dapat meminta feedback terkait bagaimana konsumen melihat brand bisnis kalian, apa saja yang konsumen sukai dari experiential marketing yang telah dilakukan sebelumnya, dan sebagainya.

Silakan kalian cari tahu apa saja yang perlu diubah pada brand bisnis kalian sehingga konsumen akan mendapatkan pengalaman yang lebih baik lagi ke depannya.

Pastikan kalian dapat memberikan penawaran yang terbaik sehingga konsumen akan merasa bahwa bisnis kalian memang peduli pada kepuasan mereka. 

6. Mengukur keberhasilan dan melakukan perbaikan

FYI, mengukur keberhasilan experiential marketing dapat membantu kalian mengetahui apakah strategi yang dijalankan sudah sukses atau gagal.

Pengukuran ini dapat membantu untuk mengetahui apa saja yang perlu ditingkatkan, apa yang perlu diperbaiki maupun merencanakan strategi experiential marketing selanjutnya.

Metrik pengukurannya tentu berbeda-beda, tergantung pada tujuan strategi pemasaran yang ditetapkan.

Beberapa elemen umum yang dapat dilacak untuk pengukuran keberhasilan experiential marketing, yaitu jumlah unduhan, traffic situs web, jumlah postingan sosial media atau foto yang ditandai atau disebut pada brand bisnis, persentase peningkatan penyebutan berita dari tahun ke tahun, dan sebagainya.

Contoh Experiential Marketing

Berikut ini contoh penerapan experiential marketing oleh perusahaan- perusahan:

Product Showcases 

Strategi ini bukan hanya sekedar memamerkan produk bisnis saja, loh.

Berbeda dengan display produk pada toko atau situs online, event ini bekerja secara efektif untuk menghadirkan pengalaman pelanggan dengan cara yang kreatif.

Product showcase dapat membantu untuk memahamkan konsumen mengenai brand bisnis dengan jauh lebih baik daripada iklan biasa.

Kalian dapat melihat contoh experiential marketing ini pada toko smartphone resmi, seperti Apple store atau Mi Store.

Seminar / Kelas / Workshop

Bentuk experiential marketing satu ini cukup umum terutama pada kalangan B2B.

Acara seperti ini cocok jika diselenggarakan secara tatap muka namun saat ini para pemilik bisnis mulai mengoptimalkan teknologi teleconference untuk menjangkau audiens lebih luas kapanpun dan di manapun.

Penyelenggaraan seminar/kelas/workshop tak hanya membangun koneksi namun sekaligus mengedukasi konsumen secara bersamaan.

Single-Person Event

Digital marketing tidak selalu langsung mempengaruhi banyak orang dalam satu waktu.

Pemberian pengalaman unik pada satu orang dalam satu waktu juga dapat bekerja secara efektif. Eitss, dengan catatan pengalaman yang akan diciptakan harus benar-benar unik sehingga memberikan kesan yang cukup mendalam dan dapat mempengaruhi perasaan orang lain.

Contoh single-person event yang dapat kita jumpai adalah event bisnis dari Coca-cola yang dirancang untuk promosi film SkyFall.

Konsep single-person event ini dengan memberikan tantangan pada seseorang untuk menjadi James Bond.

Coca-cola menantang pembeli mereka untuk menuju vending machine dengan banyak rintangan khas James Bond, orang yang berhasil melakukannya dalam waktu yang singkat akan mendapatkan tiket nonton film James Bond Skyfall secara gratis. 

Direct Mail

Online marketing pada bisnis tidak terbatas pada suatu penyelenggaraan event saja, loh.

Pendekatan ini dapat dicapai pula dengan konsep kreatif melalui direct mail. Biasanya pemilik bisnis yang melakukan ini akan memberikan sebuah kiriman dengan pesan tertentu.

User Generated Content

User Generated Content (UGC) adalah konten yang dibuat oleh pengguna (user) dari brand kalian.

Mulai dari gambar, video, testimoni, dan sebagainya. Bentuk experiential marketing ini mengajak konsumen untuk terlibat secara langsung dalam pemasaran produk atau layanan bisnis kalian.

Pengalaman Imersif

Pengalaman imersif dapat dilakukan oleh konsumen dengan merasakan produk atau layanan melalui teknologi yang membuat produk dari dunia maya seolah-olah menjadi nyata.

Experiential marketing ini sangat jarang diterapkan sebab dalam pelaksanaannya butuh teknologi yang cukup canggih, seperti Virtual Reality (VR), Augmented Reality (AR) dan Mixed reality (MR) sehingga perlu anggaran yang cukup besar.

Gimana, sudah ada gambaran kah terkait experiential marketing? Nah, perusahaan kalian sendiri nih, apakah sudah menerapkan experiential marketing juga? Jika sudah, sharing yuk di kolom komentar agar kawan-kawan Orbiters bisa belajar juga. Kami tunggu ya cerita pengalaman seru kalian 🙂

Bermanfaatkah Artikel Ini?

Klik bintang 5 untuk rating!

Rata rata rating 0 / 5. Jumlah rate 0

Yuk Rate 5 Artikel Ini!

We are sorry that this post was not useful for you!

Let us improve this post!

Tell us how we can improve this post?

Bagikan:

Leave a Comment