Apa Itu User Experience, Fungsi, dan Cara Kerjanya

Istilah user experience sering dijumpai pada aplikasi atau software yang berkaitan dengan interaksi pengguna dan sistem. Pernah mengalami loading yang lambat? Nah, itu salah satu bagian dari kepuasan pengguna atau user experience. Tak usah pakai lama, langsung simak penjelasan detailnya saja yuk tentang Apa Itu User Experience, Fungsi, dan Cara Kerjanya

Apa Itu User Experience?

User experience (UX) adalah bagaimana kita berinteraksi dengan suatu produk, khususnya produk digital. Ketika mengakses website, UX merupakan pengalaman yang kita dapatkan, mulai dari mengeksplorasi fitur, menavigasi tombol, hingga melakukan prosedur seperti transaksi produk atau jasa.

UX berfokus pada cara kita berinteraksi dengan produk atau layanan yang kita gunakan.

Menurut Leadpages, 94% kesan pertama sebuah website ditentukan oleh desainnya. Makanya, peran desain sebuah sistem atau produk menjadi penting sebab dapat membantu menemukan cara yang paling efisien bagi pengguna dalam menggunakan produk atau layanan tersebut. Sehingga mampu meningkatkan kepuasan pengguna.

Sebaliknya, hindari hal-hal yang dapat memperburuk pengalaman pengguna. User experience berpengaruh terhadap konversi penjualan dan tingkat keberhasilan produk atau layanan. Pengalaman pengguna yang baik dapat membantu meningkatkan konversi penjualan, begitu pun sebaliknya.

Fungsi User Experience

Berikut ini beberapa fungsi UX yang akan kalian peroleh:

  1. Kemudahan untuk pengguna

Kalian tentu sudah paham kan bahwa user experience yang baik dapat memberikan kemudahan bagi pengguna dalam menggunakan suatu produk? Sebaliknya, user experience yang buruk dan tidak memberi kepuasan penggunaan bisa berdampak negatif terhadap popularitas produk. 

  1. Meningkatkan pendapatan

Ketika menawarkan pengalaman pengguna yang sederhana dan mudah diakses, kalian akan menarik lebih banyak pengguna untuk menggunakan website atau aplikasi kalian. 

User experience yang baik akan mempengaruhi keputusan pembelian dan loyalitas pelanggan. Hal ini dapat menghasilkan konversi yang lebih baik dan meningkatkan lebih banyak pendapatan untuk bisnis.

  1. Waktu pemasaran lebih cepat

User experience yang baik dapat mempercepat waktu pemasaran produk baru. Sebab, produk yang mudah digunakan tentunya lebih cepat diterima pasar kan karena pengguna tidak perlu banyak belajar dan beradaptasi.

Jika website atau aplikasi memiliki UX yang baik, hal ini dapat menghindari bolak-balik antara desainer dan pengembang untuk memperbaikinya. Hal ini akan mengurangi waktu dan biaya pengembangan.

Nah, proses pengembangan yang efisien inilah yang dapat mempercepat waktu untuk merilis dan memasarkan produk.

  1. Meningkatkan interaksi

User experience yang baik meningkatkan interaksi dengan konsumen sebab konsumen tuh lebih senang berinteraksi dengan produk yang punya tampilan menarik dan mudah digunakan. 

Saat UX sudah usang nih, pengguna mungkin akan bingung dalam menavigasi. Sedangkan jika pengguna menilai UX-nya mudah dan up-to-date nih, mereka cenderung lebih nyaman berinteraksi dengan perusahaan atau merek.

Maka, user experience yang baik dan up-to-date penting untuk meningkatkan interaksi dengan konsumen. 

  1. Meningkatkan loyalitas pelanggan

Pengguna cenderung setia menggunakan bahkan merekomendasikan serta memberi testimonial saat pengguna merasakan kepuasan dalam menggunakan suatu produk.  Hal inilah yang akan meningkatkan loyalitas pelanggan dan membuka peluang pelanggan baru.

Cara Kerja User Experience

Berikut ini cara kerja user experience dari awal hingga akhir.

  1. Melakukan riset

Tahap pertama adalah melakukan riset. Setelah UX designer mendapat brief dari klien, ia akan melakukan riset dengan mempelajari audiens sasaran, kebutuhan mereka, tujuan produk yang akan dibuat, peluang, hingga riset kompetitor.

Beberapa alasan mengapa riset sangat penting dalam tahap user experience adalah:

  • Memungkinkan desainer UX memahami masalah dan kebutuhan pengguna secara mendalam untuk mendefinisikan tujuan dan ruang lingkup proyek dengan jelas.
  • Mengurangi resiko membuat asumsi yang salah tentang apa yang diinginkan pengguna. 
  • Menjamin desain UX yang dibuat sungguh bermanfaat dan bisa menyelesaikan masalah pengguna.
  • Memungkinkan desainer UX membuat prototipe yang sudah tervalidasi sejak awal proses desain.
  1. Analisis

Langkah selanjutnya adalah analisis. Desainer UX perlu merangkum dan menganalisis data yang diperoleh dari riset. Tujuannya adalah memahami pola dan informasi tentang perilaku pengguna. 

Dari analisis ini, bisa mengidentifikasi masalah utama pengguna dan fitur apa saja yang dibutuhkan pada produk. Desainer UX juga bisa mempelajari user persona melalui wawancara untuk memahami kebutuhan pengguna, loh. 

  1. Mulai membangun desain UX

Setelah riset dan analisis, kalian sudah bisa mulai membangun desain UX. Tahap ini melibatkan pembuatan arsitektur informasi, wireframe, prototype, dan pengalaman pengguna secara keseluruhan. 

Desainer UX biasanya sering melakukan pengkodean untuk membuat prototype yang interaktif. Prototype merupakan model sederhana produk sebelum lanjut ke model yang lebih detail. Sedangkan wireframe berguna untuk menata elemen halaman web atau aplikasi.

Membangun desain UX penting untuk menerjemahkan insight pengguna menjadi pengalaman pengguna yang berguna dan mudah digunakan melalui prototype dan wireframe.

  1. UI Design

Pada tahap ini, perlu mendesain antarmuka pengguna secara visual, termasuk layout, warna, tipografi, dan gambar. UI design sangat penting untuk menyempurnakan pengalaman pengguna. Desain yang yang baik dan intuitif membuat produk mudah dan nyaman digunakan. 

Anyway, UI dan UX memiliki perbedaan dari sisi fungsi. User experience fokus pada pengalaman pengguna secara keseluruhan. Sedangkan user interface lebih ke visualisasi untuk membuat tampilan yang menarik. Tentu kedua hal tersebut saling melengkapi dalam pembuatan desain produk digital, ya.

  1. Tahap pengembangan

Tahap selanjutnya adalah pengembangan produk secara teknis oleh programmer. Pada tahap ini desain UI dan UX diterjemahkan ke dalam kode program agar bisa berfungsi. Tahap pengembangan penting untuk memastikan desain yang sudah dibuat bisa diimplementasikan dengan baik secara teknis.

Tahap ini memungkinkan kolaborasi antara desainer UX dan programmer. Desainer UX dapat memastikan fitur-fitur yang dibutuhkan pengguna terbangun dengan benar. Sedangkan programmer dapat memberi masukan jika ada kendala teknis dari sisi implementasi.

  1. Evaluasi

Evaluasi dapat dilakukan melalui usability testing untuk mengukur keberhasilan desain dan mengetahui apakah produk tersebut dapat memberikan solusi pada pengguna atau sebaliknya. Tanpa evaluasi, desainer UX tidak tahu apakah desain mereka sudah tepat atau belum. 

Setelah itu, silakan untuk meminta feedback dari pengguna terkait pemakaian produk tersebut. Hasil tersebut dapat dijadikan masukan untuk mengembangkan user experience yang lebih baik pada iterasi selanjutnya.

Simpulan

Jadi, bisa dibilang bahwa UX fokus pada kemudahan dan kenyamanan pengguna. Dengan UX yang baik maka bisa memberi banyak manfaat, seperti meningkatkan kepuasan dan loyalitas pengguna. 

Oia, untuk membuat website dan aplikasi nih, penting loh untuk menentukan layanan hosting dan domain yang andal. Nah, Jetorbit menyediakan hosting dan domain berkualitas tinggi.

Semoga bermanfaat dan selamat belajar 🙂

Bermanfaatkah Artikel Ini?

Klik bintang 5 untuk rating!

Rata rata rating 0 / 5. Jumlah rate 0

Yuk Rate 5 Artikel Ini!

We are sorry that this post was not useful for you!

Let us improve this post!

Tell us how we can improve this post?

Bagikan:

Leave a Comment