Apa Itu NoSQL Database dan Perbedaan antara NoSQL dengan SQL

Seiring kemajuan teknologi, NoSQL diakui sangat cocok untuk pengembangan data. Sebenarnya NoSQL database itu apa sih dan perbedaannya apa dengan MySQL? Hmm, tak usah bingung, langsung simak penjelasannya saja yuk tentang Apa Itu NoSQL Database dan Perbedaan antara NoSQL dengan SQL 

Apa Itu NoSQL? 

Not Only SQL atau NoSQL adalah salah satu jenis DBMS yang berbeda dari model relasional tradisional pada SQL database. Perbedaan mendasarnya adalah dalam hal baris dan tabel serta cara menangani atau memproses data. Praktiknya, database NoSQL bisa memproses data bervolume besar yang cepat berubah dan tidak terstruktur. 

Contoh yang bisa digunakan adalah viralnya kicauan di media sosial X atau yang lebih dulu dikenal dengan Twitter. di X, jutaan orang melakukan tweet dalam waktu yang hampir bersamaan dan dalam waktu yang cepat juga, sistem harus menyimpan data tersebut ke dalam database

Hal ini membuktikan bahwa database NoSQL bisa membantu developer dalam membuat sistem database dengan sangat cepat. Jadi, penyimpanan informasi baru dapat tersedia untuk pencarian, analisis, dan konsolidasi.

Jenis-jenis Database NoSQL 

Berikut ini beberapa jenis database NoSQL: 

  1. Key-value 

Jenis database NoSQL pasangan key-value ini berbentuk tabel hash dan merupakan jenis database NoSQL paling sederhana. 

Database key-value cocok digunakan bagi yang ingin menyimpan banyak data namun tidak ingin menggunakan query yang rumit untuk mengolahnya. Hal ini karena setiap elemen data dalam database key-value disimpan sebagai pasangan nilai kunci berisi nama atribut (atau “kunci”) serta nilai.  

Database ini mirip dengan database relational di mana hanya terdapat dua kolom: nama kunci atau atribut (contoh: “nama”) dan nilai (contoh: “Luthfi”). Setiap key pada key-value bersifat unik. Sementara value-nya dapat berupa JSON, string, BLOB (Binary Large Objects), dan sebagainya.  

  1. Column-based 

Column-based adalah jenis database NoSQL untuk menyimpan data berbentuk kolom. Beberapa query yang cocok dengan jenis database ini adalah COUNT, SUM, MIN, AVG, dan sebagainya. 

  1. Document-oriented 

Jenis database document-oriented lebih sering digunakan untuk platform blogging, aplikasi e-commerce, analisis real-time, dan CMS. Contoh database document-oriented yang banyak dikenal adalah MongoDB, CouchDB, dan Amazon SimpleDB. 

Database document-oriented menggunakan data yang di dalamnya terdapat key dan value yang disimpan dalam dokumen berformat XML atau JSON. Value yang dimaksud dapat berupa angka, string, boolean, object, dan arrays

Perlu diketahui bahwa struktur ini tidak sama dengan tabel relasional pada SQL yang memiliki baris dan kolom. Ini sebuah pendekatan yang cukup fleksibel sih karena tidak perlu lagi mengetahui kolom-kolomnya terlebih dahulu, seperti pada SQL. 

  1. Graph-based 

Jenis database graph-based sering digunakan untuk data spasial, media sosial, serta “mengendus” penipuan. Jenis database NoSQL ini digunakan untuk menyimpan hubungan antarentitas yang disimpan  dalam bentuk node. Nah, hubungan antarentitas ini disebut dengan edge

Jenis database graph-based ini cocok untuk menemukan pola yang saling berkaitan dalam data. Contoh database graph-based adalah InfiniteGraph, JanusGraph, serta Neo4J.

Kelebihan NoSQL 

Beberapa kelebihan NoSQL dibanding database relational adalah sebagai berikut:  

  1. Skalabilitas yang Mudah dan Hemat 

NoSQL membuat proses scale out menjadi lebih mudah. Nah, kalian dapat menambah server cloud dan menyambungkannya ke cluster database dengan metode skalabilitas. Saat terjadi lonjakan data, tak perlu kewalahan hingga membeli hardware baru yang lebih mahal dan canggih. 

  1. Menyimpan Banyak Data dengan Performa Baik 

Kemudahan dalam melakukan scale out kapan saja membuat NoSQL dapat menyimpan banyak data sekaligus dengan tetap menjaga performa dengan baik. Makanya kalian dapat bebas menambahkan server saat terjadi lonjakan data agar beban dapat ditampung secara merata. 

  1. Fleksibilitas Tinggi 

NoSQL mendukung empat jenis database, yakni key-value, column-based, document-oriented, dan graph-based. Selain itu, NoSQL juga bisa menyimpan data unstructured, semi-structured, dan structured. Sederhananya, kalian dapat lebih bebas mengontrol database sesuai data yang dimiliki atau sesuai kebutuhan. 

  1. Ramah Terhadap Developer

Salah satu kemampuan yang harus dikuasai oleh developer adalah mengelola database. Sebuah pekerjaan yang tak mudah untuk dilakukan tetapi prosesnya dapat menjadi lebih sederhana dengan NoSQL. Berikut ini alasannya: 

  • Tidak perlu menulis query SQL yang semakin rumit seiring dengan pertambahan data. 
  • Developer merasa lebih nyaman karena adanya bentuk XML atau JSON yang cukup familier pada data NoSQL. 
  • Tidak perlu membuat skema terus-menerus untuk menampilkan data dengan cepat. 
  • Lebih hemat karena ada banyak database NoSQL gratis serta open-source yang dapat digunakan.

Perbedaan SQL dan NoSQL 

Ada beberapa perbedaan antara SQL dan NoSQL yang perlu Anda pahami. Apa saja? Mari lihat perbandingan di bawah ini: 

  1. Model Penyimpanan Data 

SQL memakai struktur tabel dengan baris dan kolom, sedangkan NoSQL memakai berbagai model, sesuai model database NoSQL yang dipakai. Contohnya, dynamic columns, JSON documents, atau key-value pairs

  1. Masa Pengembangan 

SQL mulai dikembangkan pada 1970-an, sedangkan NoSQL baru mulai dikembangkan pada pada akhir tahun 2000-an. 

  1. Contoh Aplikasi 

SQL: 

  • Oracle 
  • MySQL 
  • Microsoft SQL Server 
  • PostgreSQL 

NoSQL: 

  • MongoDB 
  • CouchDB 
  • Redis 
  • DynamoDB 
  • Cassandra 
  • HBase 
  1. Skema

Penyimpanan SQL bersifat kaku dan terstruktur, sementara database NoSQL bersifat cepat serta fleksibel. 

  1. Sifat atau Properti Database

Berdasarkan teori CAP yang diikuti oleh teknologi NoSQL, setiap database hanya memiliki dua dari beberapa sifat di bawah ini yang dapat dipraktikkan bersamaan: 

Consistency 

Ada dua respons terhadap permintaan: hasil terbaru atau hasil error

Availability 

Hasil dari permintaan hanya satu: non-error

Partition Tolerance 

Kerja operasional sistem tidak akan diinterupsi jika antar nodes terdapat jeda. Berbeda dengan NoSQL yang mengikuti teori CAP, SQL bekerja berdasarkan teori ACID. Nah, RDBMS wajib menunjukkan empat sifat di bawah ini: 

Atomicity 

Ada dua pilihan terhadap transaksi data: berhasil atau tidak sama sekali. Jadi, tidak ada rancangan yang selesai sebagian (partially complete) meski saat sistem menjumpai kegagalan. 

Consistency 

Aturan-aturan yang memvalidasi dan mencegah corruption harus menjadi panduan dalam setiap langkah dalam operasional database

Isolation 

Perlu ada pencegahan di setiap transaksi yang dijalankan secara paralel agar dapat mempengaruhi satu sama lain. Meski ada beberapa transaksi tidak sama yang dijalankan secara bersamaan namun setiap hasil transaksi wajib dihasilkan seolah transaksi berjalan sendiri. 

Durability 

Hasil transaksi sama dengan hasil akhir yang tidak dapat di-rollback

  1. Peningkatan Skala Database 

Kapasitas atau skala database SQL dapat didongkrak secara vertikal, yakni dengan meningkatkan kapabilitas processor dan menaikkan kualitas hardware. Di sisi lain, skala database NoSQL dapat didongkrak secara horizontal, yaitu dengan menambahkan server atau nodes.

Simpulan

Jadi, dapat disimpulkan bahwa database NoSQL dapat memproses data yang cepat berubah dan tidak terstruktur dengan volume besar. Nah, cara database NoSQL menangani data berbeda dari database relasional (SQL) dengan baris dan tabel.

Semoga bermanfaat 🙂

Bermanfaatkah Artikel Ini?

Klik bintang 5 untuk rating!

Rata rata rating 0 / 5. Jumlah rate 0

Yuk Rate 5 Artikel Ini!

We are sorry that this post was not useful for you!

Let us improve this post!

Tell us how we can improve this post?

Bagikan:

Leave a Comment