Apakah kalian berminat untuk berbisnis dropship? Bukti peluang bisnis dropship yang oke bisa dilihat dari banyaknya supplier dropship yang masih berjaya. Nah, agar kalian sukses menjadi dropshipper, penting untuk belajar dari pelaku dropshipper yang gagal. Agar tidak melakukan kesalahan yang sama saat menggeluti dunia dropship. Tak usah lama-lama, simak yuk 7+ Penyebab Kebanyakan Bisnis Dropship Gagal
Penyebab Kebanyakan Bisnis Dropship Gagal
Berikut ini alasan kenapa kebanyakan bisnis dropship gagal:
1. Salah Mindset Terkait Dropshipping
Tujuan utama orang-orang memulai bisnis dropship biasanya adalah menghasilkan uang secepat mungkin dengan usaha seminimal mungkin.
Mindset tersebut tak benar.! Dropshipper merupakan bisnis yang tetap membutuhkan usaha. Terlihat lebih simple karena tidak perlu terlalu fokus branding setiap produk. Justru karena tidak perlu mengembangkan produk dan branding dari nol, usaha tersebut dialihkan ke mencari pelanggan alias sisi marketing-nya.
Kalian perlu mengeluarkan uang/modal untuk memastikan lebih banyak orang yang mengenal bisnis kalian. Dari sinilah peluang untuk mendapatkan pemasukan juga lebih besar.
Salah satu caranya, melalui testing Facebook Ads. Nah, sebelum mengeluarkan uang banyak untuk beriklan di Facebook, pastikan melakukan pengujian dulu, ya.
Tujuan utamanya untuk mengumpulkan data dan mencari tahu cara promosi yang paling tepat. Sehingga, bisa mengenali calon pelanggan lebih baik untuk menentukan strategi marketing yang paling relevan.
2. Asal Memilih Niche
Niche market adalah target pasar khusus yang membutuhkan produk spesifik.
Memilih niche yang tepat bisa membantu bisnis memenangkan persaingan. Saat memilih niche yang salah, bisa jadi membuat usaha kalian tutup lebih cepat. Sebabnya adalah niche secara langsung menentukan apakah produk kalian terjual atau tidak.
Selain itu, dengan niche yang tepat strategi marketing jadi lebih jelas sebab fokus menargetkan promosi ke audiens yang spesifik. Jika tidak punya atau asal pilih niche, bisnis dropship dan promosinya jadi sulit sebab audiens yang diincar terlalu beragam.
Sebaiknya hindari hal-hal berikut agar tidak salah pilih niche:
- Produk dengan margin keuntungan rendah, yaitu produk yang tidak memberikan banyak laba (markup harga kurang dari 20%). Bisa karena adanya pajak, biaya pengiriman, dan sebagainya.
- Produk yang punya regulasi ketat, merupakan produk yang aturan penjualannya ketat sehingga tidak bisa memasarkannya secara bebas.
- Produk berhak cipta. Produk ini memiliki elemen yang merupakan merek dagang atau hak cipta dari pihak tertentu.
3. Supplier Tidak Bisa Diandalkan
FYI, bisnis dropship sangat bergantung pada keandalan supplier karena supplier mampu mempengaruhi kelancaran jalannya bisnis kalian.
Misal, supplier tidak update stok barang. Padahal dropshipper terlanjur mengiyakan orderan customer yang jumlahnya melebihi stok supplier. Ya customer akan kecewa dan kalian lah yang salah.
Selain itu, kurangnya support dari supplier dropship juga berdampak pada bisnis. Contohnya seperti yang dialami salah satu dropshipper emas di bawah ini.
4. Terlalu Lama Menghabiskan Waktu Otak-Atik Website
Biasanya nih, dropshipper memiliki website bisnis sebagai etalase toko online-nya. Ya memang tidak salah, sih. Namun, ada juga dropshipper yang butuh waktu lama dalam mengolah website dan tokonya justru tidak kunjung jalan.
Padahal dengan membuat toko online yang sederhana, bisnis dropship bisa berjalan dan menghasilkan konversi, loh. Seiring waktu, lakukan pengujian seperti A/B Testing untuk melihat seperti apa desain yang paling menghasilkan konversi.
5. Terburu-Buru Menjual Banyak Produk
Banyak dropshipper terburu-buru ingin menjual berbagai produk sejak awal bisnis dibuka. Nah, padahal untuk menjual satu produk saja ada banyak hal yang perlu dilakukan.
Oleh karena itu, cobalah untuk fokus ke beberapa produk saja. Oia, sebelum berlanjut ke produk-produk berikutnya, silakan pastikan kalian sudah memaksimalkan promosi dan mendapatkan banyak data untuk diolah.
6. Memasang Harga Kemahalan
Calon pelanggan bisa dengan mudah menemukan toko yang menjual produk serupa. Nah, karena barang yang dijual sama, tentu calon pelanggan akan membandingkan harga produk setiap toko, kan.
Calon pelanggan tentu akan memilih toko yang menawarkan produk dengan harga paling terjangkau.
Meski begitu, bukan berarti dropshipper tidak boleh memasang harga tinggi dibanding kompetitor. Intinya, silakan kalian pastikan ada nilai lebih yang kalian tawarkan.
7. Salah Strategi dalam Memilih Platform Promosi
Kelangsungan bisnis dropship cukup bergantung pada strategi marketing. Makanya, dropshipper biasanya melakukan promosi di berbagai channel marketing.
Jika salah memilih platform promosi, mau sebanyak apapun yang dilakukan juga sulit ada hasilnya. Akibatnya, keuntungan yang dihasilkan pun tak sebanding dengan modal yang dikeluarkan.
Nah, agar tidak salah pilih platform promosi, pastikan melakukan hal-hal berikut:
- Pastikan calon konsumen sering menggunakan platform tempat promosi.
- Pastikan modal atau usaha untuk melakukan promosi tidak mahal dan rempong. Tujuannya agar promosinya efektif dan terus berkelanjutan.
- Lakukan uji coba sebelum mengeluarkan modal lebih besar. Dengan begitu kalian tahu apakah suatu platform promosi layak untuk terus digunakan untuk menghasilkan uang.
8. Membuat Keputusan dengan Perasaan
Mengambil keputusan berdasarkan perasaan adalah salah satu sumber kegagalan dropshipper. Perasaan belum tentu menggambarkan fakta yang terjadi sehingga keputusan yang dibuat akan subjektif dan kurang relevan.
Untuk membuat keputusan bisnis yang tepat, kalian harus melihat data, ya. Nah, data inilah bisa diperoleh melalui Google Analytics, Facebook Pixel, atau alat tracking lainnya. Alat tracking ini bisa dipasang pada Facebook Ads, website, dan lain-lain.
Makanya kalian tahu bagaimana perilaku target audiens saat berinteraksi dengan channel marketing kalian.
9. Layanan Customer Service yang Buruk
Salah satu kesalahan dropshipper adalah tidak menyediakan layanan customer service yang memuaskan. Makanya para konsumen sering dikecewakan sehingga malas kembali ke toko yang sama.
Pada bisnis dropship, pengalaman customer service yang buruk ditandai dengan:
- Dropshipper tidak memberikan konfirmasi ke konsumen saat ada orderan yang tertunda
- Dropshipper tidak memberikan kabar ke konsumen ketika produk out of stock
- Dropshipper lama merespons pertanyaan konsumen
- Dropshipper menolak mendengarkan keluhan konsumen terkait barang yang tidak sesuai orderan
10. Menjadikan Bisnis Dropship sebagai Penghasilan Utama
Apakah kalian berpikir jika bisnis dropship memang bisa menjadi ladang cuan sekaligus juga tidak selalu bisa menjadi pegangan? Yups, pemikiran kalian memang tepat. Alasannya adalah bisnis dropship adalah usaha yang sangat bergantung pada pihak ketiga sehingga pemasukannya tidak cukup stabil.
Selain itu, bisnis dropship juga cukup bergantung pada supplier, terutama terkait ketersediaan produk. Sehingga, jalannya bisnis juga mengikuti stok dari supplier. Artinya, kalian tidak bisa menjamin produk yang konsumen butuhkan akan selalu tersedia.
Jadi, bisa disimpulkan bahwa bisnis dropship itu ya terbilang susah juga tidak, terbilang mudah pun tidak. Eitss, kalian tak perlu takut ya untuk memulainya. Kalian bisa menjalankan dropship dengan strategi marketing yang kuat dengan platform yang tepat pula.
Makanya, pakailah website toko online sebagai sarana yang pas untuk melakukannya. Poin yang tak kalah penting ialah memilih web hosting terbaik dan berkualitas.
Santuy, semua itu ada di Jetorbit! Yuk bangun website toko online kalian bersama Jetorbit sekarang!
Leave a Comment