mengenal design thinking

Jika mendengar istilah design thinking, apakah kalian mengira bahwa hanya bisa dipakai oleh designer untuk merancang sesuatu? Padahal siapapun bisa mengadopsi metode ini lho. Mulai dari individu, bisnis menengah, hingga perusahaan raksasa sekalipun. Wahh, kalian perlu tahu lebih detail nih tentang design thinking. Makanya, simak yuk Mengenal Design Thinking, Manfaat, dan Penerapannya

Pengertian Design Thinking

Design thinking adalah pendekatan untuk memecahkan masalah yang berpusat pada pengguna. Dengan kata lain, kebutuhan pengguna menjadi prioritas utama kalian untuk menciptakan solusi.

Eitss, bukan sembarang solusi, design thinking memungkinkan kalian mengintegrasikan kebutuhan manusia dengan teknologi yang memungkinkan demi mencapai kesuksesan bisnis.

Meski awalnya design thinking diperuntukkan bagi designer, ternyata metode ini juga cocok untuk:

  • Perusahaan ataupun organisasi yang ingin menciptakan produk atau solusi yang sukses di masyarakat dengan risiko kegagalan minimal.
  • Pemimpin tim yang ingin meningkatkan kolaborasi dalam pengembangan produk.
  • Pekerja kreatif, freelancer, atau siapapun yang ingin meningkatkan pemahaman terhadap kebutuhan pengguna untuk membuat produk yang bermanfaat.

Jika kalian ternyata salah satu di atas, artinya memang perlu memahami design thinking karena design thinking bisa membantu untuk:

  • Memahami kebutuhan pengguna dengan lebih baik.
  • Mengurangi risiko kegagalan produk.
  • Menyempurnakan produk/solusi dari waktu ke waktu.
  • Mempercepat proses pembelajaran pengembangan produk/solusi.

Elemen-Elemen dalam Design Thinking

Ada empat elemen dalam design thinking:

1. Fokus pada Pengguna (User-Centered)

Fokus pada pengguna adalah keharusan dalam melakukan design thinking. Artinya, apapun solusinya, kalian harus berpusat pada kebutuhan pengguna, khususnya untuk menyelesaikan masalah mereka.

2. Iteratif (Iterative)

Iteratif atau membutuhkan proses berulang. Design thinking menuntut kalian melakukan proses berulang dalam berinovasi sampai mendapatkan solusi paling optimal.

3. Kreativitas Tinggi (Highly Creative)

Dalam design thinking, kalian bebas mengembangkan kreativitas untuk menghasilkan solusi terbaik. Oia, jangan lupa ya bahwa setiap ide kreatif, harus diterapkan elemen-elemen dalam design thinking.

4. Langsung (Hands On)

Tidak hanya teori atau sketsa saja, design thinking juga mengharuskan kalian melakukan pengujian ide produk secara langsung. Jadi, konsep produk kalian benar-benar diluncurkan ke calon pengguna untuk melihat bagaimana efektivitasnya.

Manfaat Design Thinking

Berikut ini manfaat design thinking yang sayang jika dilewatkan:

  • Memudahkan perusahaan memahami kebutuhan calon konsumen;
  • Meningkatkan efisiensi proses desain;
  • Membantu menciptakan inovasi baru yang berkelanjutan;
  • Mengurangi risiko kegagalan produk;
  • Menghemat anggaran perusahaan;
  • Meningkatkan pendapatan.

Faktanya, 71% perusahaan setuju design thinking dapat meningkatkan budaya kerja mereka dan 69%-nya mengatakan ini membuat proses inovasi perusahaan lebih efisien.

5 Tahapan dalam Proses Design Thinking

Secara garis besar, berikut ini tahapan dalam proses design thinking:

  • Emphatize: memahami kebutuhan calon konsumen
  • Define:  mengidentifikasi masalah hingga kebutuhan calon konsumen
  • Ideate: mengumpulkan ide-ide solusi
  • Prototype: membuat model solusi
  • Test: melakukan pengujian terhadap solusi yang dipilih

Untuk lebih detailnya, silakan simak penjelasan di bawah ini:

Empathize

Fokus: Memahami kebutuhan calon konsumen.

Tahap pertama, silakan lakukan pendekatan empati atau melihat masalah dari kacamata target konsumen. Tujuannya, yaitu untuk mendapatkan pemahaman tentang kebutuhan mereka sehingga bukan asumsi belaka.

Nah, cara melakukan tahapan empati yaitu dengan melakukan riset. Silakan sesuaikan riset dengan konteks kebutuhan bisnis kalian:

  • Riset pasar: kegiatan mengumpulkan dan menganalisis data yang berhubungan dengan target pasar.
  • Riset keyword: menentukan kata kunci apa yang cocok digunakan di blog atau website kalian. Kata kunci juga bisa dipakai untuk mengetahui informasi apa yang banyak dicari target pasar.
  • Riset produk:  proses mencari informasi tentang suatu produk bisnis, baik dari sisi harga, kualitas dan persaingannya.

Untuk memudahkan riset, silakan memanfaatkan berbagai tools sesuai kebutuhan. Misalnya, Google Trends untuk riset tren pasar, UberSuggest untuk riset keyword, survey review produk, dan lain-lain.

Define

Fokus: Mengidentifikasi masalah hingga kebutuhan calon konsumen.

Setelah mendapatkan data hasil riset, identifikasi dan analisa masalah serta kebutuhan target konsumen kalian. Nah, saat melakukannya, ingatlah prinsip design thinking: user-centered (fokus pada manusia).

Salah satu alternatif untuk mengidentifikasi masalah dengan tepat yaitu membuat buyer persona. Buyer persona adalah karakter fiktif yang merepresentasikan target konsumen bisnis kalian.

Kira-kira, inilah data yang dibutuhkan untuk membuat buyer persona:

  • Data pribadi
  • Tingkah laku
  • Kebiasaan saat berbelanja

Dengan buyer persona, lebih mudah menentukan strategi bisnis yang efektif karena masalah setiap kelompok target konsumen terpetakan dengan jelas sehingga bisa membuat solusi tepat.

Ideate

Fokus: Mengumpulkan ide-ide solusi.

Pada fase ini kreativitas kalian akan diuji sehingga saat melakukan brainstorming ide, banyak inovasi yang keluar.

Kalian sudah tahu kah cara brainstorming ide yang cepat dan efektif? Kalian bisa melakukan design sprint. Design Sprint adalah proses menciptakan produk dengan cepat dalam waktu lima hari. Contoh eksekusinya seperti ini:

  • Senin: memahami masalah yang terjadi ketika akan membuat sebuah produk.
  • Selasa: memikirkan solusi dari masalah tersebut untuk membuat produk yang terbaik.
  • Rabu: memilih salah satu solusi dari berbagai pilihan yang didiskusikan dalam tim.
  • Kamis: menciptakan produk sesuai dengan solusi terbaik.
  • Jumat: menguji produk yang sudah diciptakan ke konsumen.

Dari sekian banyak alternatif solusi, kalian harus memilih. Untuk menentukannya, silakan pertimbangkan tiga perspektif berikut:

  • Layak secara teknis: produk menjalankan fungsinya dengan baik.
  • Layak secara ekonomi: perusahaan mampu mengeksekusi ide produk ke lapangan.
  • Diinginkan oleh pengguna: produk memenuhi kebutuhan pengguna.

Prototype/Mockup

Fokus: membuat model solusi.

Setelah memiliki sketsa atau rancangan produk, saatnya membuat prototype atau mockup-nya. Nantinya, prototype/mockup ini akan kalian presentasikan ke tim.

Kenapa sih kalian dan tim butuh prototype/mockup?

Fungsi prototype dan mockup, yaitu untuk memperjelas ide produk sehingga setiap pihak yang berkolaborasi dengan kalian lebih memahami konsep produk. Oleh karena itu, eksekusi produk nantinya lebih lancar.

Prototype merupakan sample awal produk yang dibuat untuk menguji konsep ide perusahaan. Karena hanya model, bentuk dan materinya pun tidak harus sempurna. Yang penting, fitur-fiturnya merepresentasikan fungsi dasar rancangan kalian. Misalnya, prototype tas dari plastik.

mengenal design thinking 1

Kalau produk Anda berbentuk digital, seperti website, bisa juga dibuat pemodelannya. Caranya dengan membuat mockup.

Mockup adalah rancangan desain website yang sudah dilengkapi dengan elemen, warna, tipografi, dan lain-lain. Namun, elemen dan menunya masih statis.

mengenal design thinking 2

Singkatnya, mockup itu lebih sederhana daripada prototype yang cukup interaktif. Namun, keduanya sama-sama mampu memberikan gambaran nyata terkait konsep produk yang ingin diwujudkan.

Test

Fokus: Melakukan pengujian terhadap solusi yang dipilih.

Sekarang, akan dilakukan pengujian. Tujuan pengujian yaitu untuk melihat respons user terhadap produk yang dibuat.

Oia, sebelum ke sana, prototype/mockup yang sudah dibuat harus dieksekusi ke bentuk yang lebih nyata.

Bagaimana caranya? Silakan kalian buat saja minimum viable product (MVP). MVP adalah produk dengan fitur dasar yang punya kegunaan tinggi meski bentuknya belum terlalu canggih. Kalian benar-benar meluncurkan MVP ke pasaran, lho. Sehingga, kalian bisa mendapatkan feedback real dari konsumen untuk membuat produk final nantinya.

Bukan produk yang kompleks, kalian bisa membuat MVP sesederhana website sederhana. Misal, kalian ingin membuat toko sepatu dengan bahan dari alam seperti Pijak Bumi, misalnya, bisa mencoba cek sambutan pasar dengan merilis website toko online.

Meski ini adalah tahapan terakhir dari proses design thinking, bukan berarti berhenti begitu saja, ya.

Ulangi kembali tahapan ini dari awal. Tujuannya yaitu untuk melahirkan produk baru yang lebih sempurna, meng-update fitur tertentu serta mengevaluasi fitur supaya berfungsi lebih baik.

Contoh Design Thinking

Berikut ini ada perusahaan-perusahaan yang menerapkan design thinking dalam bisnis:

Airbnb

Airbnb adalah layanan online yang menyediakan layanan penginapan, mulai dari hotel, apartemen, sewa rumah, dan lain-lain.

mengenal design thinking 3

Untuk memberikan customer experience terbaik, Airbnb terus meningkatkan kualitas pelayanan yang fokus pada manusia. Salah satunya lewat penguatan media visual.

Perusahaan ini menyajikan foto-foto hotel yang apik karena mereka paham bahwa konsumen ragu dengan gambar beresolusi rendah. Mulai dari katalog yang detail, resolusi gambar tinggi, hingga deskripsi produknya lengkap.

Hasilnya? Calon konsumen pun mendapat gambaran jelas tentang hotel meski hanya memesan via online. Tak heran, Airbnb mampu mendapat revenue hingga 3,378 miliar dan bahkan meningkat 4x lipat di tahun 2021.

Sikat Gigi Elektrik Braun/Oral-B

Sikat gigi elektrik Braun/Oral-B adalah contoh design thinking produk. Perusahaan Procter and Gamble melihat bahwa kecemasan banyak orang bersumber dari cara menyikat gigi yang salah maupun tidak bersih.

mengenal design thinking 4

Berawal masalah tersebut, Procter and Gamble pun mengemas solusi dalam bentuk sikat gigi elektrik. Selain memudahkan orang untuk menyikat gigi, sikat ini juga membersihkan lebih maksimal daripada yang manual, lho. Kalian sudah mencoba produk ini, kah?

Wahh, ternyata banyak manfaat dari design thinking, ya. Terutama kaitannya dalam meningkatkan proses berinovasi perusahaan. Alhasil, produk yang dihasilkan pun menjawab kebutuhan target konsumen sekaligus bisa diterapkan oleh perusahaan. Nah, perusahaan kalian sudah menerapkan design thinking apa, nih?

Oia, kenalan yuk sama Aplikasi Ujian Online milik Jetorbit, Ujione! Berbasis Cloud Pertama di Indonesia! Jadi, bisa melaksanakan ulangan harian, quiz, ujian akhir dan tugas bisa dari aplikasi Android, IOS dan juga Web. kalian tidak perlu menyiapkan perangkat server/hosting lagi, lho. Pokoknya mudah!

Selain itu, kami juga menyediakan VPS lho yang bisa kalian cek di sini.

Bermanfaatkah Artikel Ini?

Klik bintang 5 untuk rating!

Rata rata rating 4 / 5. Jumlah rate 1

Yuk Rate 5 Artikel Ini!

We are sorry that this post was not useful for you!

Let us improve this post!

Tell us how we can improve this post?

Bagikan:

Leave a Comment