mengenal-apa-itu-agile

Guys, pernah dengar istilah agile, kah? Ini bukan plesetan atau lawakan macam “a, gile, lu”, ya. Jadi, agile itu sebuah metode pengembangan software yang kian populer dan semakin banyak digunakan karena bisa membantu developer untuk menciptakan software dengan lebih efisien dan sesuai kebutuhan konsumen. Okay deh, baca yuk Mengenal Apa Itu Agile, Jenis, Tujuan, dan Kelebihannya

Pengertian Agile

Agile adalah sebuah metode software development yang mencakup website, web application, dan mobile application yang berfokus untuk menghasilkan software berkualitas tinggi secara konsisten sehingga bisa mengurangi biaya proyek dan meningkatkan nilai jual suatu bisnis.

Secara definisi, Agile dapat diartikan sebagai sebuah pendekatan pada project management dengan menggunakan teknik iterasi dan bertahap secara dinamis (Sprint) dalam proses pembuatan suatu produk.

Jenis-Jenis Agile Development

Berikut ini merupakan jenis dari pengembangan software menggunakan Agile:

Adaptive Software Development (ASD)

Agile Modelling (AM)

Crystal Methodology

Crystal Methodology adalah metode Agile yang lebih berfokus ke kondisi tim yang mengerjakan, mulai dari interaksi tim, komunikasi, feedback, dokumentasi, dan sebagainya. 

Dengan Crystal Methodology, pengembangan software akan lebih optimal karena disesuaikan dengan kondisi tim kalian.

Nah, Crystal Methodology sendiri mempunyai tujuh prinsip utama untuk mendukung pengembangan software secara tim dengan lancar:

  • Frequent Delivery: kalian harus sering merilis dan mengetes kode ke user. Tujuannya agar kalian terhindar dari menciptakan software yang tak dibutuhkan.
  • Reflective Improvement: gak peduli bagaimana kualitas produk yang diciptakan, pasti ada aspek yang bisa ditingkatkan oleh tim kalian.
  • Osmotic Communication: komunikasi antar anggota tim seolah mereka berada di satu ruangan yang sama. Artinya, semua anggota bisa mendengar dan mendapat informasi yang sama.
  • Personal Safety: anggota tim bisa mengungkapkan pendapat tanpa rasa takut atau mendapat ancaman, entah itu tentang masalah atau menyampaikan ide baru.
  • Focus on Work: tiap anggota tim sebaiknya paham dan bisa melakukan pekerjaannya dengan baik sehingga mereka bisa fokus untuk bekerja sama mencapai tujuan.
  • Easy Access to Expert Users: anggota tim bisa dengan mudah bertanya atau meminta pendapat dari user yang ahli di bidangnya.
  • Technical Tooling: tim sebaiknya menggunakan tools pendukung, seperti test otomatis, manajemen konfigurasi, dan integrasi rutin. Tujuannya agar kesalahan bisa cepat dideteksi.

Dynamic System Development Method (DSDM)

            Dynamic Systems Development Method (DSDM) adalah metode agile yang mengutamakan keterlibatan semua anggota tim secara berlanjut. 

Ada 8 prinsip yang harus dijalankan:

  • Fokus pada kebutuhan bisnis: software yang dikerjakan haruslah mempunyai manfaat yang jelas pada bisnis.
  • Selesaikan tepat waktu: pengembangan software harus mempunyai tanggal penyelesaian yang jelas.
  • Kolaborasi: tim kalian harus melibatkan semua stakeholder dari awal sampai akhir.
  • Kualitas: kualitas akhir software yang akan dikerjakan harus sudah disetujui sejak awal.
  • Ciptakan pondasi yang kuat: tim kalian harus menciptakan desain awal agar paham software seperti apa yang akan dikembangkan.
  • Kembangkan dengan bertahap: kalian harus mampu menerapkan perubahan dari feedback pada setiap iterasinya.
  • Komunikasi yang jelas: usahakan kalian melakukan meeting yang rutin yang mana setiap anggota bisa menyampaikan masalah atau kendala.
  • Tunjukkan kepemimpinan: team leader harus memastikan bahwa rencana dan informasi perkembangan bisa diakses siapapun dengan mudah.

Extreme Programming (XP)

Extreme Programming (XP) adalah metode agile yang lebih berfokus ke aspek teknis pengembangan. Tujuannya agar software yang dihasilkan memiliki kualitas tinggi sehingga kemampuan tim pengembangnya juga meningkat drastis. 

Nah, agar kalian mendapat gambaran lebih jelas, berikut penjelasan proses XP yang harus dijalankan:

  • Planning: tim developer dan konsumen bertemu untuk merencanakan apa yang akan dikerjakan di setiap iterasinya.
  • Designing: mulai mendesain bentuk dasar software yang sederhana.  
  • Coding: dimulainya proses coding secara intensif oleh tim. Anggota tim juga saling me-review coding dari anggota tim lainnya.
  • Testing: melakukan tes software berulang kali apakah berfungsi dengan baik (unit tests) dan sesuai kebutuhan konsumen (acceptance tests)
  • Listening: berdiskusi dan mendengarkan feedback dari konsumen. Oleh karena itu, konsumen harus selalu tersedia on-site dalam XP.

Feature Driven Development (FDD)

Feature Driven Development (FDD) adalah metode Agile yang berfokus untuk menyelesaikan satu fitur. 

Biasanya sebelum pengembangan software dimulai nih, harus menulis daftar fitur apa saja yang hendak dimasukkan. Lalu, kalian harus menyelesaikan satu fitur dari daftar tersebut di setiap iterasinya.

Setiap iterasi pada FDD biasanya hanya berlangsung selama 2-10 hari. Oleh karena itu, fitur pada FDD memiliki skala yang kecil dan lebih spesifik agar bisa diselesaikan tepat waktu. 

Berikut ini lima langkah yang harus dijalankan saat menerapkan FDD:

  • Mengembangkan model dasar.
  • Menulis daftar fitur.
  • Merencanakan pengembangan setiap fiturnya.
  • Mendesain fitur.
  • Membangun sesuai fitur.

Rational Unified Process

Scrum Methodology

Scrum adalah metode agile yang berfokus pada pengembangan software kompleks. Pengerjaan software pada Scrum dibagi menjadi beberapa proses kecil yang disebut dengan sprints

Dalam satu sprint biasanya akan berfokus menyelesaikan satu fitur tertentu. Nah, agar Scrum berjalan dengan lancar maka setiap anggota tim harus diberikan peran, yaitu:

  • Product Owner: bertugas memaksimalkan nilai bisnis dari software yang dikembangkan dan juga memastikan bahwa list fitur produk telah disusun dengan baik.
  • Scrum Master: bertugas memfasilitasi dan memastikan bahwa tim sudah paham dengan proses Scrum. Selain itu, ia juga akan berkoordinasi dengan Product Owner agar bisa memaksimalkan hasil produk dan ROI (Return of Investment).
  • Development Team: sekumpulan orang yang memiliki skill tertentu untuk menjalankan project, seperti programmer, designer, writer, dan sebagainya.

Jenis Agile yang paling sering digunakan adalah Adaptive Software Development (ASD), Dynamic System Development Method (DSDM), Extreme Programming (XP), dan Scrum. Untuk metode Scrum sendiri lebih menekankan pada kolaborasi antar tim dalam pengembangan software.

Tujuan Agile Development

Berikut ini beberapa tujuan dari Agile Development:

High-Value dan Working App System

Tujuan pertama adalah untuk menghasilkan sebuah software dengan nilai jual tinggi serta dapat menekan biaya pembuatan. Hal terpenting adalah dapat menghasilkan produk dengan kualitas yang baik.

Iterative, Incremental, Evolutionary

Agile merupakan model pengembangan yang dilakukan secara iteratif, berulang-ulang, dan dapat mengalami perubahan apabila dibutuhkan. Dapat dikatakan bahwa metode ini terbilang fleksibel dan dapat digunakan pada proyek pengembangan jangka pendek.

Cost Control & Value-Driven Development

Proses pengembangan software dapat disesuaikan dengan kebutuhan dari user. Selanjutnya tim developer dapat mengontrol biaya dan waktu yang diperlukan untuk proses pengembangan software sesuai kebutuhan.

High–Quality Production

Kualitas dari produk perangkat lunak tetap terjaga dengan baik meskipun biaya dan waktu yang diperlukan terbilang sedikit.

Flexible & Risk Management

Fleksibel dalam konteks ini dapat diartikan sebagai pertemuan dengan klien dapat dilakukan kapanpun sehingga fungsionalitas dari software dapat terjaga. Hal terpentingnya adalah dapat meminimalisir terjadinya kesalahan pada program maupun produk sebelum dilakukan proses deploy aplikasi.

Collaboration

Proses kolaborasi di sini dilakukan oleh setiap tim pengembang untuk mendiskusikan feedback yang diberikan oleh klien sehingga perlu adanya komunikasi dan koordinasi yang baik antartim developer.

Self-Organizing, Self-Managing Teams

Tujuan terakhir adalah pengembang diberikan akses untuk memanajemen sendiri urusan software development. Tugas dari seorang manajer untuk menjadi penghubung antara developer dan klien sehingga dapat mengurangi terjadi miss communication.

Kelebihan dan Kekurangan Agile

Kelebihan Agile

Berikut adalah beberapa manfaat Agile:

Kualitas Software Lebih Baik

Kalian bisa dengan cepat menerapkan setiap feedback dari konsumen di iterasi selanjutnya, entah tentang penambahan fitur atau memperbaiki bug. Hasilnya? Tentu kualitas software akan membaik karena lebih sesuai dengan keinginan konsumen.

Konsumen Puas dan Lebih Dihargai

Software dengan kualitas yang baik akan disukai konsumen. Apalagi jika fitur softwarenya sesuai dengan keinginan konsumen berkat feedback yang diberikan. Tentunya konsumen akan merasa lebih dihargai, dong, ya.

Fleksibilitas Tinggi

Metode Agile memungkinkan kalian melakukan perubahan rutin sesuai feedback konsumen pada software yang dikerjakan. Jika ada banyak feedback, kalian bisa memilih akan melakukan perubahan apa di setiap iterasinya. 

Software Cepat Selesai

Metode Agile berfokus mengembangkan software yang benar-benar dibutuhkan konsumen. Oleh karena itu, software akan cepat selesai karena tak perlu banyak waktu untuk menambahkan banyak fitur yang belum tentu dibutuhkan konsumen.

Pengembangan yang Lebih Terprediksi

Setiap Agile methodology memiliki iterasi rutin yang fokus pada pengembangan bertahap. Tentu pengembangan software akan lebih terprediksi sehingga kalian bisa tahu berbagai pengeluaran dengan baik dan ini berefek pada risiko bisnis yang akan berkurang.

Kekurangan Agile

Berikut ini kekurangan dari Agile:

Produk Akhir Kurang Jelas

Agile tidak membutuhkan banyak perencanaan sehingga tim kalian akan kesulitan menentukan bentuk akhir software-nya. Apalagi, fitur baru juga selalu ditambahkan sehingga membuat software semakin kompleks. Sedangkan kebutuhan konsumen juga berubah-ubah, kan? Ya kalian juga akan semakin sulit menentukan bentuk akhirnya.

Bergantung Pada Komitmen Tinggi dari Tim

Agile mengharuskan semua pihak untuk selalu berinteraksi secara rutin agar software sesuai kebutuhan konsumen, mulai dari memberikan feedback, menerapkan perubahan, melakukan test, dan sebagainya. Tentunya membutuhkan komitmen tinggi dari setiap individu sehingga akan menguras banyak energi dan waktu.

Dokumentasi Kurang Lengkap

Dalam agile, dokumentasi dibuat dalam waktu yang singkat sehingga berujung pada hasil yang kurang lengkap. Artinya, saat ada anggota baru di tim nih, dia akan kesulitan memahami berbagai hal terkait project yang berjalan. Akibatnya ya akan timbul miskomunikasi yang bisa memperlambat project.

Wahh Guys, ternyata metode Agile tak hanya menjadi solusi pengembangan software yang lebih cepat, hemat, dan efisien, ya. Karena ternyata bisa juga lho untuk menghasilkan software dengan kualitas lebih baik yang sesuai dengan kebutuhan konsumen. Nah, makanya, penting nih bagi kalian untuk mempelajari semua Agile Methodology dengan baik. Setuju?

Oia, berbicara tentang optimasi performa website nih, penting lho untuk menggunakan layanan website berkualitas, mulai dari domain, hosting, dan layanan pendukung lainnya. Untuk mendapatkan itu semua, silakan berkunjung ke Jetorbit ya. Selain itu, kami juga menyediakan VPS dan bisa kalian cek di sini

Bermanfaatkah Artikel Ini?

Klik bintang 5 untuk rating!

Rata rata rating 5 / 5. Jumlah rate 1

Yuk Rate 5 Artikel Ini!

We are sorry that this post was not useful for you!

Let us improve this post!

Tell us how we can improve this post?

Bagikan:

One response to “Mengenal Apa Itu Agile, Jenis, Tujuan, dan Kelebihannya”

  1. […] memahami apa itu scrum. Jadi, metode ini sangat erat kaitannya dengan penggunaan prinsip AGILE (pernah kami sampaikan terkait AGILE). Okay, kalau begitu, kita bahas bersama yuk tentang Apa Itu Scrum Master dan […]

Leave a Comment