remarketing-vs-retargeting

Remarketing dan retargeting digunakan secara bergantian tetapi ada perbedaan utama yang harus diperhatikan oleh pengiklan media berbayar. Bingung tentang perbedaan antara remarketing dan retargeting? Kita cari tahu perbedaannya yuk di  Remarketing vs Retargeting: Apakah Keduanya Sama?

Kedua istilah tersebut digunakan secara bergantian. Tapi apakah pengertian mereka sama? Secara teknis tidak! Remarketing dan retargeting memiliki tujuan yang serupa. Namun ada juga perbedaan penting yang perlu kalian pahami, yakni mereka berbeda dalam hal strategi.

Remarketing dan Retargeting: Mirip Tapi Berbeda

Manajer periklanan menghabiskan banyak waktu untuk menguji audiens, mereka juga menjadi kreatif, dan terobsesi dengan angka. Hal ini bisa menjadi proses yang panjang dengan hanya sebagian kecil pengeklik iklan yang benar-benar melakukan konversi. Meskipun kalian mungkin mendapatkan banyak traffic web baru yang masuk, kalian mungkin tidak akan melihat angka tersebut bisa diterjemahkan ke dalam penjualan dengan cepat. Selain itu, hanya sedikit yang bisa menjadi suatu penjualan saat pertama kali mendarat di webpage kalian.

Bisa dikatakan bahwa sangatlah mudah untuk melupakan peran sebenarnya dari marketing: memenangkan hati mereka jauh sebelum mereka membuat keputusan untuk memilih produk atau perusahaan kalian daripada orang lain.

Seringkali, orang terbaik untuk ditargetkan adalah mereka yang telah mengunjungi situs kalian lebih dari sekali atau pernah berinteraksi secara digital dengan kalian di masa lalu.

Retargeting dan remarketing sama-sama memberikan peluang untuk menjangkau pelanggan ini dan merekalah yang cenderung membeli daripada pengunjung pertama kali.

Apa Itu Retargeting?

Retargeting dapat memiliki berbagai pendekatan. Ini paling sering mengacu pada penempatan iklan online atau iklan bergambar yang menargetkan pengguna yang telah berinteraksi dengan situs kalian dengan cara tertentu tanpa membeli.

Setelah pengunjung memasuki situs kalian, mengklik produk, atau melakukan tindakan tertentu yang kalian ingin mereka lakukan, cookie di set di browser mereka. Selanjutnya kalian dapat menggunakan informasi ini untuk retarget mereka dengan iklan berdasarkan interaksi mereka setelah mereka meninggalkan situs kalian.

Iklan ini ditempatkan oleh pihak ketiga, seperti Google Display Network (GDN) atau Facebook. Mereka membuat iklan kalian untuk dipicu di situs lain yang dikunjungi pengunjung oleh kalian. Pada akhirnya, retargeting dapat dikategorikan menjadi 2, yaitu peristiwa “on-site” dan “off-site

Menargetkan Interaksi “On-Site”

Hal inilah yang sering dikaitkan dengan retargeting. Ini melibatkan penargetan individu yang telah mengunjungi situs kalian. Mereka pernah berinteraksi dengan produk dan layanan kalian sebelumnya atau mereka telah mengambil tindakan lain tetapi mungkin belum menyelesaikan penjualan.

Retargeting kepada mereka yang pernah melakukan interaksi di situs, dapat meningkatkan konversi. Mereka juga dapat membantu mempertahankan mereka yang telah menunjukkan minat pada brand kalian.

Berikut beberapa cara kalian dapat menargetkan individu yang pernah berinteraksi on-site:

  • Menargetkan berdasarkan produk tempat mereka berinteraksi tetapi tidak membeli.
  • Targetkan berdasarkan bagaimana mereka menemukan situs kalian (media sosial, penelusuran, atau inbound events lainnya).
  • Mereka yang ada di daftar email kalian yang telah menyatakan minat pada brand kalian tetapi belum beralih ke penjualan.

Parameter ini dapat diatur dalam berbagai platform, seperti:

  • Google Ads.
  • Google Analytics.
  • Iklan Facebook.
  • dan lain-lain.

Retargeting campaigns hampir selalu menunjukkan keterlibatan dan konversi yang lebih tinggi daripada non-retargeting campaigns. Ini kembali ke fakta bahwa jauh lebih mudah untuk memasarkan dan mengiklankan kepada mereka yang telah menyatakan minat pada industri atau brand kalian.

Menargetkan Interaksi “Off-Site”

Retargeting dulunya sangat terbatas pada perilaku di situs. Itu berubah karena lebih banyak pengguna menghabiskan waktu di media sosial.

Pengiriman terkait informasi brand dan produk tidak lagi bertempat di satu tempat. Sebaliknya, itu mulai menyebar ke seluruh wilayah lain. Artinya, interaksi audiens sekarang ini ada di beberapa tempat yang tidak lagi dimiliki oleh brand tersebut.

Retargeting sekarang dapat mencakup “pengguna yang berinteraksi dengan page kalian” dan opsi serupa lainnya. Dalam praktiknya, menargetkan pengguna ini masih menargetkan ulang. Ini bisa menjadi dunia baru yang berani dari penargetan interaksi “off-site

retargeting-vs-remarketing-1

Apa Itu Remarketing?

Di sinilah terdapat poin yang sedikit membingungkan dalam industri. Terkadang retargeting disebut sebagai “remarketing” (meskipun sebenarnya itu adalah remarketing). Contohnya adalah Google Remarketing Tools. Mereka semua adalah alat retargeting dalam pengertian klasik.

Meskipun ini mungkin sedikit membingungkan, ingatlah bahwa remarketing dan retargeting memang memiliki tujuan yang sama dan terminologinya tidak sepenting strategi terkait. Oleh karena itu, remarketing lebih sering tentang melibatkan kembali (re-engaging) pelanggan melalui email.

Retargeting adalah tentang memindahkan pelanggan yang sama sekali belum ke jalur pembelian. Hal-hal seperti mengirim email kepada pelanggan untuk memperbarui layanan atau menjual lebih aksesori adalah contoh tradisional dari remarketing.

Ini juga dapat berupa brand yang mengingatkan (reminding) pengguna untuk bertindak, yang mana menggunakan informasi tentang riwayat pembelian mereka. Ini sering terjadi dalam email marketing tetapi juga dalam bentuk iklan berbayar yang ditargetkan ke keranjang pelanggan saat ini.

Garis Buram Antara Remarketing dan Retargeting

Kedua taktik ini biasanya ada dalam silo: email bagaikan pulau tersendiri dan media berbayar dibatasi pada penargetan top of funnel serta remarketing berdasarkan tindakan situs. Namun, keduanya kini menjadi agak saling dipertukarkan dalam beberapa tahun terakhir.

Silo adalah sebuah sistem yang memisahkan jenis-jenis karyawan yang berbeda, biasanya berdasarkan departemen tempat mereka bekerja. Hal ini menimbulkan hambatan yang menghalangi kolaborasi tim dan komunikasi, serta mengurangi efisiensi dan menghambat arus informasi.

Mengapa? Nah, platform seperti Google Ads, Facebook, mereka menambahkan kemampuan untuk menargetkan di platform menggunakan daftar pelanggan email bertahun-tahun yang lalu. Email tidak lagi ada sebagai sebuah silo yang terpisah atas informasi dari bagian media berbayar di dunia.

Ini adalah versi Facebook:

remarketing-vs-retargeting-2

Ini adalah versi Google Ads:

remarketing-vs-retargeting-3

Ketika daftar email diupload, platform kemudian akan bekerja untuk mencocokkan alamat email tersebut dengan login pengguna. Daftar yang cocok itu digunakan untuk menampilkan iklan (dengan asumsi bahwa itu memenuhi batas minimum ukuran audiens, yang bervariasi menurut platform).

Nah, sekarang kalian memiliki garis buram untuk menargetkan pengguna email kalian, mungkin dengan pesan yang sama dengan yang kalian kirim di email tetapi melakukannya dengan iklan berbayar.

Gimana, Guys? Udah dapat insight baru kan setelah baca artikel ini? Ngomong-ngomong nih, kalau bisnis atau perusahaan kalian sudah pernah atau sering menerapkan remarketing atau retargeting? Sharing yuk di kolom komentar 🙂

Hosting murah bisa didapatkan di Jetorbit tanpa mengurangi kualitas. Jetorbit selalu mengedepankan rasa puas klien dan tercapainya tujuan serta kesuksesan dari website yang ada di dalam Jetorbit. Berbagai macam pilihan web hosting berkualitas bisa kalian coba. Selain itu, kami juga menyediakan VPS dan bisa kalian cek di sini.

Bermanfaatkah Artikel Ini?

Klik bintang 5 untuk rating!

Rata rata rating 5 / 5. Jumlah rate 1

Yuk Rate 5 Artikel Ini!

We are sorry that this post was not useful for you!

Let us improve this post!

Tell us how we can improve this post?

Bagikan:

Leave a Comment