by

silvia

mengenal apa itu TLD

Hi, Orbiters! Semoga sehat selalu, ya. Jika sudah punya website, kalian pasti paham kan betapa pentingnya nama domain untuk online branding. Tahukah kalian bahwa nama domain sebenarnya terdiri dari beberapa elemen berbeda? Nah, salah satu elemen ini disebut TLD (Top-Level Domain). Okay, baca sampai selesai ya mengenai Mengenal Apa Itu TLD

Apa Itu TLD?

Top-level domain adalah bagian akhir nama domain yang terletak setelah tanda titik atau “dot” terakhir pada domain. Dikarenakan top-level domain ini berada pada akhir nama domain maka ini disebut juga dengan domain suffix.

Sebelum mengenal TLD lebih lanjut, kalian harus tahu nih bahwa nama domain dibagi menjadi tiga level:

  • Subdomain yang berada pada bagian depan atau kiri.
  • Second-level domain atau label yang berada di tengah.
  • Top-level domain yang terletak pada akhir atau bagian paling kanan nama domain.

Nama domain yang memiliki second dan top-level domain disebut dengan Fully Qualified Domain Name (FQDN).

Okay, kita ulas lebih dalam lagi yuk contoh dari nama domain sub.example.com.

  • sub adalah subdomain
  • example adalah mid-level domain
  • .com adalah top-level domain

Semua level domain ini dipisahkan dengan titik atau “dot”.

Pada contoh di atas, top-level domainnya adalah .com, yang mana menunjukkan bahwa situsnya adalah situs komersial.

Mengapa seperti itu?

Aspek nama domain, terutama TLD, diatur oleh The Internet Corporation for Assigned Names and Numbers atau ICANN. ICANN mengawasi semua jenis top-level domain berdasarkan apa yang berhubungan dengan website tersebut. Sebagaimana top-level domain dari suatu website harus sesuai dengan tujuan dan isinya, kalian dapat mengetahui tipe suatu website melalui TLDnya.

Jenis Domain TLD

ICANN mengelompokkan TLD ke dalam empat kategori berdasarkan tujuan, pemilik dan lokasi geografis website:

Generic Top-level Domain: gTLD

gTLD adalah domain paling umum yang memungkinkan berbagai macam user untuk menggunakannya. Contoh umum dari tipe top-level domain ini adalah:

  • .com untuk situs komersial
  • .org untuk organisasi
  • .net untuk network (jaringan)
  • .xyz untuk umum
  • .name untuk individual
  • .biz untuk bisnis
  • .info untuk platform informasi

gTLD yang hanya boleh digunakan oleh user tertentu: domain ini disebut dengan sponsored top-level domain.

sTLD adalah jenis generic top-level domain yang digunakan oleh organisasi privat. User yang ingin mendaftarkan situsnya dengan domain ini harus mengikuti aturan tertentu. Berikut adalah sebagian contoh dari sTLD:

  • .gov untuk situs pemerintahan AS
  • .edu untuk institusi pendidikan
  • .int untuk tujuan yang terkait dengan organisasi perjanjian internasional
  • .mil untuk militer AS
  • .mobi untuk website produk dan jasa mobile
  • .jobs untuk perusahaan atau organisasi hukum
  • .tel untuk website layanan komunikasi internet
  • .post untuk situs layanan pos
  • .asia untuk website yang berada di wilayah Asia-Pasifik

Country Code Top-level Domain: ccTLD

Country code TLD mencantumkan kode ISO lokasi atau wilayah pada domainnya. Kode ISO adalah kode dua huruf yang menandakan nama dari suatu negara atau wilayah.

Contoh umum dari jenis TLD ini adalah:

  • .es  – Spanyol
  • .ru  – Rusia
  • .us  – Amerika Serikat
  • .ca  – Kanada
  • .nl  – Belanda
  • .de  – Jerman
  • .fr  – Perancis
  • .in  – India
  • .ch  – Switzerland
  • .jp  – Jepang
  • .cn  – Tiongkok
  • .br  – Brazil
  • .id  – Indonesia

Infrastructure Top-level Domain

ARPA adalah satu-satunya infrastructure top-level domain yang ada. ARPA merupakan singkatan dari Address and Routing Parameter Area. Domain ini disediakan oleh IANA untuk IETF atau Internet Engineering Task Force. Oleh karena itu, domain ini hanya digunakan untuk mengelola isu teknis infrastruktur.

Terlepas dari contoh-contoh top-level domain yang disebutkan di atas, kalian dapat mengakses daftar lengkap TLD pada situs web IANA (Internet Assigned Numbers Authority).

Tujuan dari Top-level Domain

Dikarenakan top-level domain dikategorikan berdasarkan apa yang berhubungan dengan situs tersebut maka top-level domain dapat digunakan untuk mengidentifikasi tujuan, pemilik, atau lokasi geografis website tanpa harus melihat konten website.

Misalnya, TLD .edu menunjukkan bahwa website digunakan untuk tujuan pendidikan atau dimiliki oleh lembaga pendidikan.

Satu hal yang harus diperhatikan adalah beberapa website dapat memiliki nama yang sama tetapi top-level domainnya berbeda. Bisa dikatakan bahwa “contoh.com” tidak sama dengan “contoh.edu“.

Nah, sekarang kalian dapat membedakan antara “WordPress.org” dengan “WordPress.com” meski mereka memiliki second-level domain yang sama.

mengenal apa itu TLD 1

Okay deh, jadi saat mendaftarkan nama domain, kalian harus memastikan nama mid-level domain yang tersedia ya dan silakan pilih TLD yang sesuai untuk website kalian.

Oia, setelah punya website, jangan lupa ya untuk optimasi performa website kalian. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan layanan website berkualitas, mulai dari domain, hosting, dan layanan pendukung lainnya. Nah, untuk mendapatkan itu semua, silakan berkunjung ke Jetorbit untuk mencari sesuai kebutuhan kalian. Selain itu, kami juga menyediakan VPS dan bisa kalian cek di sini.

Stay safe and always keep healthy 🙂

Bermanfaatkah Artikel Ini?

Klik bintang 5 untuk rating!

Rata rata rating 5 / 5. Jumlah rate 1

Yuk Rate 5 Artikel Ini!

We are sorry that this post was not useful for you!

Let us improve this post!

Tell us how we can improve this post?

Bagikan:

Leave a Comment