UX Writer Itu Siapa

Keberadaan UX writer sangat penting loh bagi sebuah brand karena tulisan yang baik pada tampilan aplikasi dapat meningkatkan user experience serta membuat pengguna mudah mengingat suatu brand dan membedakannya dari kompetitor. Ingin tahu selengkapnya tentang UX writer, kah? Santuy, langsung simak sampai kelar yuk tentang UX Writer Itu Siapa, Sih? Yuk Ketahui Tugas dan Skill yang Mesti Dikuasai!

Siapa Itu UX Writer?

User experience writer atau UX writer adalah profesi yang bertugas menulis konten atau copy pada antarmuka pengguna suatu produk digital, seperti web atau aplikasi. Tugas UX writer adalah memastikan bahasa yang digunakan mudah dipahami, ramah pengguna, dan sesuai dengan brand produk tersebut. 

Tujuan utama UX writer adalah memberikan pengalaman penggunaan produk yang lebih baik. Copy yang ditulis juga harus membantu pengguna memahami produk secara mudah. 

Beberapa contoh copy yang ditulis oleh UX writer biasanya terdapat pada:

    • Instruksi penggunaan fitur pada tutorial
    • Microcopy untuk button, menu, dan sebagainya
    • Notifikasi error
    • Teks pada tombol navigasi 
    • Dialog pada chatbot
    • Push notification

Di Indonesia, gaji seorang UX writer pemula berkisar 3,5 – 7 juta rupiah perbulan. 

Tugas UX Writer

Tugas UX writer salah satunya perlu mencari diksi yang tepat untuk membuat copy yang mampu menavigasi dan mengajak pengguna tetap nyaman menggunakan produk yang tersebut.

Selain itu, berikut ini beberapa tugas dan tanggung jawab UX writer lainnya:

  1. Menulis microcopy sesuai dengan guideline

Jika seorang copywriter harus membuat konten yang singkat maka UX writer bertugas membuat teks yang lebih pendek lagi pada tampilan produk yang biasa disebut microcopy

UX writer harus mengikuti guideline penulisan konten dari brand tersebut dalam menulis microcopy. Guideline biasanya berisi aturan penulisan, seperti pilihan kata, gaya bahasa, tone vice, dan sebagainya yang harus dipatuhi agar sejalan dengan brand.

  1. Melakukan riset untuk pengembangan produk

UX writer perlu melakukan riset terhadap calon pengguna produk sebelum menulis konten pada produk digital. Riset bertujuan memahami latar belakang, kebutuhan, tujuan, dan masalah yang dialami pengguna. 

Oia, kalian juga harus memahami dengan baik produk tersebut mulai dari konteks setiap flow screen yang akan dikerjakan, mencari tahu yang menjadi trigger user, alur aplikasi, dan goal bisnisnya seperti apa. Dengan kondisi seperti itu, UX writer dapat berempati terhadap user dan memikirkan copy apa yang cocok dengan screen tersebut.

  1. Berkolaborasi dengan tim

Dalam bekerja, UX writer akan berkolaborasi dengan UI/UX designer, user researcher, developer, product owner, dan profesi terkait lainnya. Artinya, kalian harus berkolaborasi dengan berbagai pihak untuk memastikan konten yang ditulis sesuai dengan produk digital. 

Dengan berkolaborasi, UX writer dapat memahami latar belakang pengguna, fungsi produk, hingga kendala yang dihadapi dalam pengembangan produk digital. 

Kolaborasi ini sangat penting bagi UX writer untuk meninjau ulang konten yang sudah dibuat, apakah pesan yang disampaikan sudah tepat dan mudah dipahami pengguna serta memastikan apakah konten sudah sesuai dengan kebutuhan produk dan pengguna.

Skill UX Writer

Berikut ini beberapa skill penting yang harus dimiliki UX writer, antara lain:

  1. Membuat strategi konten

UX writer tentunya harus bisa membuat strategi konten yang sesuai dengan karakteristik dan brand voice perusahaan. Strategi konten penting untuk memastikan seluruh konten yang ditulis konsisten mendukung positioning brand di benak pengguna. Anyway, strategi konten juga memandu UX writer dalam memilih diksi dan gaya penulisan yang tepat.

Dalam membuat strategi konten, UX writer perlu sekali loh mempelajari brand guidelines perusahaan yang berisi informasi brand, seperti logo, warna, motto, karakter, nada bicara, dan lain-lain. 

Strategi konten biasanya berisi tema dan topik yang akan dibahas, target audience, tujuan konten, jenis konten, dan channel distribusi. Strategi ini menjadi acuan UX writer dalam menulis konten yang efektif untuk produk.

  1. Penulisan

Kemampuan menulis tentu sangat penting bagi seorang UX writer. Mereka harus bisa menulis dengan singkat, padat, jelas, sekaligus tetap komunikatif. UX writer juga perlu memahami prinsip-prinsip penulisan konten digital, seperti penggunaan kalimat aktif, grammar, struktur paragraf yang baik. 

Selain grammar yang baik, UX writer juga harus paham prinsip penulisan untuk digital, seperti menggunakan kalimat pendek, langsung ke inti, hindari kata-kata bermakna ganda, dan gunakan format scannable. Penulisan untuk digital berbeda dengan menulis artikel panjang sehingga UX writer harus banyak belajar teknik penulisan konten digital.

Nah, bisa sekali loh kalian mencoba mempraktikkan dengan menulis konten, mulai dari microcopy, tooltip, panduan penggunaan, hingga pesan error.

  1. Kolaborasi

UX writer perlu berkolaborasi dengan UI/UX designer dan role lainnya. Mereka harus bisa bekerja sama, terbuka terhadap masukan, dan menyelaraskan konten dengan desain interface

Kolaborasi yang baik butuh komunikasi aktif, sikap terbuka, dan fokus pada tujuan bersama, yaitu memberi pengalaman terbaik pada pengguna. 

  1. Empati

UX writer harus bisa berempati dengan pengguna produk. Mereka perlu melakukan riset untuk memahami latar belakang, kebutuhan, dan harapan pengguna. Dengan empati, UX writer bisa menerjemahkan sistem produk ke dalam bahasa yang mudah dipahami pengguna.

Empati membantu UX writer menulis dengan fokus pada kebutuhan pengguna, bukan keinginan pembuat produk. Seperti, menggunakan istilah yang familiar bagi pengguna, bukan istilah teknis atau memberi instruksi melakukan sesuatu dibandingkan dengan menjelaskan fitur. 

Untuk menghadirkan empati ini, UX writer perlu sering berinteraksi atau wawancara dengan pengguna. Tujuannya adalah agar lebih peka terhadap kesulitan dan harapan pengguna dalam menggunakan produk tersebut.

  1. Menguasai tools UX Writer

FYI, UX writer perlu menguasai tools untuk memudahkan penulisan dan kolaborasi, seperti Frontitude, KBBI Daring, Miro, dan lain-lain. Penguasaan tools ini memudahkan proses penulisan copy yang efektif dan terintegrasi dengan produk digital.

UX writer juga harus menguasai aplikasi pengecekan grammar dan gaya bahasa, software prototyping, hingga software uji keterbacaan konten. Semakin mahir menggunakan tools ini, semakin efisien dan efektif juga dalam bekerja.

Oia, penting juga menguasai project management tools untuk berkolaborasi, seperti Slack, Google Docs, dan Trello untuk memudahkan koordinasi dengan tim.

Jadi, Kalian Tertarik Menjadi UX Writer, kah?

Jika kalian tertarik menjadi UX writer, yuk mulai persiapkan skill-skill tersebut. Selain itu, pastikan juga website atau aplikasi produk kalian didukung oleh server hosting dan domain berkualitas dari Jetorbit.

Yuk mulai wujudkan produk digital dengan dukungan hosting mulai dari Rp 12 ribuan saja perbulan dan domain terbaik dari Jetorbit!

Semoga bermanfaat dan selamat berjuang 🙂

Bermanfaatkah Artikel Ini?

Klik bintang 5 untuk rating!

Rata rata rating 5 / 5. Jumlah rate 1

Yuk Rate 5 Artikel Ini!

We are sorry that this post was not useful for you!

Let us improve this post!

Tell us how we can improve this post?

Bagikan:

Leave a Comment