Salah satu jenis cloud computing yang ada adalah public cloud. Sudah tahukah kalian perbedaan public cloud, private cloud, dan hybrid cloud? Jika belum tahu, langsung simak saja yuk Ketahui Perbedaan Public Cloud, Private Cloud, dan Hybrid Cloud!

Apa Itu Public Cloud?

Cloud computing adalah konsep yang mengacu pada penyimpanan dan akses program, aplikasi, atau data melalui internet, yang berbeda dengan metode tradisional penyimpanan langsung pada hard drive perangkat, seperti laptop, komputer, tablet, atau smartphone.

Salah satu jenis cloud computing adalah public cloud. Public cloud adalah model utama dalam komputasi awan yang mana layanan TI disediakan melalui internet.

Salah satu keuntungan utama dari public cloud adalah kemudahan yang ditawarkannya. Public cloud memiliki elastisitas dan skalabilitas tinggi, artinya kalian dapat dengan mudah menyesuaikan sumber daya komputasi sesuai dengan kebutuhan.

Biayanya juga relatif rendah karena berbasis langganan sehingga memungkinkan organisasi untuk mengendalikan anggaran IT mereka dengan lebih baik. Layanan di public cloud dapat bervariasi dari yang lebih terjangkau hingga model freemium atau berlangganan, yang mana kalian hanya membayar untuk apa yang kalian gunakan.

Fungsi public cloud sangat luas, mulai dari layanan umum seperti email dan aplikasi hingga platform OS tingkat perusahaan atau infrastruktur yang digunakan untuk pengembangan dan pengujian software.

Dalam konteks public cloud, penyedia layanan bertanggung jawab untuk mengembangkan, mengelola, dan memelihara sumber daya komputasi yang dibagikan oleh berbagai penyewa melalui jaringan internet.

Oia, public cloud juga sering dikenal dengan istilah VPS atau Virtual Private Server dalam dunia hosting. VPS adalah salah satu bentuk dari public cloud.

Perbedaan Public, Private, Hybrid Cloud

Bagi kamu yang tertarik untuk menggunakan cloud computing, sebaiknya tahu dulu tentang perbedaan antara ketiga jenis cloud computing ini. Berikut ini perbedaan ketiganya:

Infrastruktur

Perbedaan pertama adalah dari segi infrastruktur. Infrastruktur public cloud dimiliki dan dikelola oleh penyedia cloud, seperti Amazon Web Services (AWS), Microsoft Azure, atau Google Cloud.

Sumber daya ini digunakan bersama oleh berbagai pelanggan atau pengguna dari berbagai organisasi. Meski penyedia cloud bertanggung jawab atas keamanan dan pemeliharaan infrastruktur ini, pengguna tetap tidak memiliki kendali penuh atas sumber daya fisiknya.

Infrastruktur private cloud dimiliki dan dikelola secara eksklusif oleh satu perusahaan atau organisasi. Artinya, sumber daya seperti server, penyimpanan, dan jaringan cloud didedikasikan sepenuhnya untuk pengguna internal. Langkah ini memberi tingkat kendali yang lebih besar atas keamanan dan kinerja karena organisasi memiliki kontrol penuh atas lingkungan cloud mereka sendiri.

Infrastruktur hybrid cloud menggabungkan elemen-elemen dari kedua model sebelumnya.

Dalam lingkungan ini, organisasi dapat memilih untuk menyimpan data dan aplikasi kritis yang butuh tingkat keamanan yang tinggi di dalam private cloud. Sedangkan public cloud untuk menangani beban kerja yang lebih fleksibel atau skala besar.

Perusahaan dapat menyimpan data pelanggan dan keuangan atau data sensitif di dalam private cloud. Sedangkan menjalankan situs web publik mereka di lingkungan public cloud.

Kemudahan yang ditawarkan

Public cloud menawarkan sejumlah keuntungan yang sangat menarik bagi berbagai jenis organisasi. Salah satu aspek yang paling menonjol adalah elastisitas dan skalabilitas yang tinggi.

Dalam lingkungan public cloud, pengguna dapat dengan mudah menyesuaikan sumber daya komputasi mereka sesuai dengan kebutuhan saat ini. Artinya, mereka dapat meningkatkan kapasitas saat menghadapi lonjakan trafik atau menguranginya saat beban kerja menurun, yang mana langkah ini mengarah pada pengoptimalan sumber daya dan penghematan biaya.

Selain itu, model biaya berbasis langganan public cloud memberi fleksibilitas dalam anggaran karena pengguna hanya membayar berdasarkan apa yang mereka konsumsi untuk menghindari biaya modal yang tinggi.

Private cloud menawarkan tingkat eksklusivitas yang tinggi dalam lingkungan cloud. Lingkungan private cloud terisolasi dan hanya dapat diakses oleh organisasi atau perusahaan yang mengelolanya. Hal ini memberi tingkat kontrol yang lebih besar atas keamanan data dan aplikasi yang disimpan di dalamnya. Keamanan private cloud juga dapat disesuaikan dengan persyaratan bisnis atau peraturan yang berlaku.

Organisasi memiliki kendali penuh atas konfigurasi dan protokol keamanan yang digunakan sehingga dapat memastikan tingkat keamanan yang optimal sesuai dengan karakteristik beban kerja mereka.

Hybrid cloud mengatasi beberapa tantangan yang mungkin dihadapi oleh organisasi saat memilih model cloud tunggal. Dengan mengintegrasikan public cloud dan private cloud, organisasi dapat memanfaatkan keunggulan masing-masing model sesuai dengan kebutuhan mereka.

Keamanan

Keamanan adalah salah satu aspek yang sangat penting dalam pemilihan jenis cloud computing. Pada public cloud sebagai lingkungan multitenant, berarti satu infrastruktur cloud digunakan bersama oleh berbagai konsumen atau klien.

Meski penyedia cloud bertanggung jawab atas keamanan infrastruktur fisiknya, pengguna public cloud memiliki kendali terbatas atas lingkungan mereka.

Salah satu kekurangan utama adalah bahwa pengguna tidak memiliki akses ke hypervisor yang merupakan lapisan virtualisasi di mana mesin virtual berjalan. Artinya, pengguna tidak dapat mengubah atau mengelola lingkungan fisik secara langsung. 

Sedangkan pada private cloud memberi tingkat keamanan yang lebih tinggi. Satu server atau lingkungan cloud khusus digunakan hanya untuk satu klien atau organisasi. Artinya, pengguna memiliki kendali penuh terhadap server mereka sendiri. Mereka dapat mengonfigurasi dan mengelola lingkungan dengan cara yang paling sesuai dengan kebijakan keamanan mereka.

Lingkungan private cloud tidak dibagi dengan pihak lain sehingga risiko akses yang tidak sah atau gangguan eksternal berkurang secara signifikan. Artinya, keamanan lebih terjamin.

Hybrid cloud menawarkan fleksibilitas tambahan dalam mengelola keamanan karena organisasi dapat memilih di mana mereka ingin menyimpan data dan aplikasi yang paling sensitif.

Data yang butuh tingkat keamanan tertinggi dan harus tetap sepenuhnya terisolasi dapat tetap berada di dalam private cloud, yang mana pengguna memiliki kendali penuh terhadap konfigurasi keamanan dan privasi. Sedangkan, beban kerja kurang sensitif dapat dijalankan di lingkungan public cloud yang memungkinkan skalabilitas dan biaya lebih efisien.

Harga

Perbedaan terakhir adalah terkait biaya. Berikut rinciannya: 

Public Cloud

  • Berbasis Konsumsi: Public cloud biasanya mengenakan biaya berdasarkan penggunaan. Hal ini dapat mengurangi biaya awal yang tinggi dan memungkinkan organisasi untuk mengukur dan mengelola anggaran dengan lebih efisien.
  • Biaya Kecil untuk Masuk: Tidak ada biaya awal yang signifikan untuk memulai public cloud. Pengguna dapat mulai dengan anggaran yang terjangkau dan mengubah seiring waktu sesuai kebutuhan.
  • Kendali Terbatas: Meski public cloud menawarkan kemudahan biaya, kendali penuh atas infrastruktur fisik tidak ada pada pengguna. Hal ini dapat mengurangi fleksibilitas terkait konfigurasi dan kebijakan keamanan yang dapat disesuaikan.

Private Cloud

  • Harga Implementasi Tinggi: Private cloud seringkali butuh investasi yang signifikan dalam infrastruktur fisik dan perangkat keras yang akan digunakan secara eksklusif oleh organisasi atau perusahaan tersebut. Implementasi private cloud melibatkan biaya pembelian dan pemeliharaan server, penyimpanan, jaringan, dan perangkat keras lainnya.
  • Biaya Operasional: Ada biaya operasional terkait dengan menjalankan dan memelihara private cloud. Biaya ini termasuk biaya untuk staf mengelola dan memonitor infrastruktur serta biaya pemeliharaan perangkat keras.
  • Kendali Penuh dengan Kemungkinan Kustomisasi: Salah satu keunggulan private cloud adalah organisasi memiliki kendali penuh atas lingkungan mereka. Mereka dapat menyesuaikan konfigurasi, protokol keamanan, dan kebijakan sesuai dengan kebutuhan mereka. Meskipun ini memberikan fleksibilitas, ini juga bisa berarti biaya tambahan untuk mengelola dan mengkustomisasi lingkungan.

Hybrid Cloud

  • Biaya Dapat Dikontrol: Organisasi dapat memilih untuk menyimpan beban kerja yang butuh tingkat keamanan yang tinggi di dalam private cloud yang mereka kendalikan sepenuhnya. Hal ini memungkinkan untuk mengontrol dan menghitung biaya infrastruktur dan operasional untuk data dan aplikasi kritis dengan lebih rinci. 
  • Kendali yang Terdistribusi: Dalam lingkungan hybrid cloud, kendali terdistribusi antara private cloud dan public cloud. Organisasi memiliki kendali penuh atas private cloud mereka sehingga memungkinkan mereka untuk menyesuaikan konfigurasi, protokol keamanan, dan kebijakan sesuai dengan kebutuhan. Anyway, mereka juga mengandalkan penyedia public cloud untuk mengelola infrastruktur mereka. Artinya, kendali atas aspek fisik tertentu terbatas tetapi organisasi dapat mengelola kendali keamanan dan privasi data mereka dengan lebih rinci.
  • Fleksibilitas yang Ditingkatkan: Hybrid cloud memberi fleksibilitas tinggi dalam mengelola biaya, kendali, dan keamanan. Organisasi dapat mengadaptasi strategi mereka sesuai dengan karakteristik beban kerja tertentu. 

Tips Memilih Public Cloud

Berikut ini beberapa tips untuk memilih public cloud:

Lingkungan Beban Kerja di Lokasi

Perlu memahami dengan baik lingkungan beban kerja yang akan dipindahkan, yang mana mencakup berbagai hal yang perlu dipertimbangkan.

Pertama, perlu menilai jenis sistem operasi yang digunakan, apakah itu Windows atau Linux. Selanjutnya, harus dipahami juga apakah ada persyaratan khusus terkait software, baik yang bersumber terbuka maupun berlisensi.

Selain itu, perlu mengetahui aplikasi mana saja yang terlibat dalam lingkungan ini, baik yang digunakan secara publik maupun internal.

Oia, konfigurasi port jaringan aplikasi juga diperhatikan ya untuk memastikan segalanya berjalan lancar. Selanjutnya, apakah ada persyaratan khusus terkait pengerasan atau konfigurasi mesin virtual.

Penting juga untuk mengevaluasi apakah ada ketergantungan pada aplikasi lain dalam lingkungan ini. Bagaimana siklus rilis aplikasi internal dalam lingkungan ini juga merupakan pertimbangan penting.

Harus diperhatikan aspek keamanan dalam proses migrasi ke cloud. Terakhir, pertimbangkan juga apakah aplikasi ini mendukung penskalaan otomatis untuk mengatasi perubahan beban kerja. 

Tujuan Migrasi

Tujuan migrasi perlu didefinisikan dengan jelas dan disampaikan dengan baik kepada seluruh tim dan organisasi. 

Beberapa alasan dan manfaat yang bisa menjadi pertimbangan penting bagi organisasi meliputi peningkatan aksesibilitas bagi pelanggan. Migrasi ke cloud dapat mempermudah pelanggan dalam mengakses layanan atau aplikasi dengan lebih cepat dan mudah.

Selain itu, menggunakan cloud juga membantu mengatasi masalah kadaluarsa perangkat keras lokal yang butuh investasi besar untuk pembaruan. Migrasi ke cloud juga bisa membantu menghindari biaya akuisisi perangkat keras tambahan, loh. 

Selain itu, cloud juga mendukung pertumbuhan organisasi dengan penskalaan otomatis sumber daya sesuai kebutuhan. Dengan migrasi ke cloud, organisasi juga dapat mengoptimalkan biaya operasional dengan model berlangganan yang lebih fleksibel.

Terakhir, layanan cloud sering menawarkan ketersediaan 24 jam, memastikan bahwa aplikasi dan layanan selalu dapat diakses oleh pengguna kapan saja.

Motivated and Inspired Team

Berikut ini beberapa cara yang menginspirasi dan memotivasi tim kalian: Pertama, libatkan mereka sejak awal dalam diskusi tentang migrasi. Melalui cara ini, kalian memberi mereka perasaan kepemilikan atas proses ini dan membantu mereka memahami pentingnya perubahan yang akan terjadi.

Dengarkan saran dan pandangan yang mereka miliki. Bahas secara terbuka tujuan, sasaran, dan tantangan yang terkait dengan migrasi. Hal ini akan membantu tim dalam memahami visi kalian dan merasa lebih terlibat dalam mencapainya.

Jangan lupakan pengakuan untuk anggota tim yang berkinerja baik atau memberi kontribusi istimewa. Pastikan juga tim kalian memiliki pelatihan dan pengetahuan yang dibutuhkan untuk menghadapi perubahan dengan percaya diri. 

Penetapan Biaya

Sebelum mengambil keputusan akhir dalam memilih penyedia cloud yang sesuai untuk kebutuhan bisnis, penting untuk memahami dengan baik manfaat biaya yang ditawarkan oleh masing-masing penyedia. Salah satu langkah kunci dalam evaluasi biaya adalah melakukan perbandingan yang sistematis dan objektif, mengingat pertimbangan jangka panjang.

Untuk membantu dalam proses ini, beberapa panduan dapat diikuti. Pertama, bentuklah sebuah Komite Pengawasan Teknis (TOC) dengan fokus pada periode tiga tahun ke depan.

TOC bertujuan untuk memantau dan memperkirakan pengeluaran secara lebih mendalam, memungkinkan untuk memiliki visi yang lebih jelas tentang bagaimana biaya akan berkembang.

Selanjutnya, penting untuk memahami berbagai jenis layanan yang ditawarkan oleh penyedia cloud, termasuk layanan yang dipesan, layanan spot, dan layanan sesuai permintaan. Bandingkan komponen pengeluaran utama antara penyedia cloud yang berbeda dan lakukan perbandingan biaya berdasarkan wilayah tempat beban kerja akan diterapkan.

Selain itu, saat mempertimbangkan strategi migrasi, seperti Rehost, Refactor, Re-Architect, atau Re-build, analisis biaya dapat memainkan peran penting dalam menentukan opsi terbaik.

Selanjutnya, silakan mencoba bernegosiasi dengan penyedia cloud untuk mendapatkan diskon atau penawaran khusus untuk jenis sumber daya yang akan dimanfaatkan lebih banyak. Perhatikan biaya perekrutan sumber daya manusia yang mungkin dibutuhkan untuk mengelola dan mengoperasikan lingkungan cloud.

Lakukan Proof of Concepts (POC)

Langkah awal yang sangat penting adalah melakukan Proof of Concepts (POC) pada semua penyedia yang dipertimbangkan

Melalui POC ini, kalian dapat memvisualisasikan hasil yang mungkin terjadi dan mengevaluasi apakah solusi kalian akan berfungsi dengan baik di lingkungan cloud. 

Setelah menyelesaikan POC, ada beberapa faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam evaluasi: Pertama, perlu mempertimbangkan kelayakan solusi tersebut di lingkungan cloud yang diuji selama POC.

Kedua, perlu mengevaluasi pendekatan arsitektur yang akan digunakan di cloud. Selanjutnya, perlu juga mempertimbangkan kesiapan dan kemudahan penggunaan dari masing-masing penyedia cloud.

Oia, penting juga untuk mengevaluasi ketersediaan software yang dibutuhkan di cloud. Selain itu, perlu memeriksa performa di setiap cloud yang diuji selama POC.

Terakhir, skalabilitas setiap cloud juga menjadi pertimbangan penting. 

Ketersediaan Resource Penyedia Cloud

Ada satu aspek penting yang sering menjadi tantangan besar, yakni merekrut sumber daya spesialis yang memiliki keahlian dalam teknologi cloud yang dipilih.

Mungkin kalian menyadari bahwa bakat dan keahlian yang dibutuhkan tidak begitu mudah ditemukan di pasar tenaga kerja. Hal ini menjadi masalah, khususnya bagi perusahaan penyedia jasa.

Ketika teknologi cloud tertentu masih jarang ditemukan, perusahaan kalian mungkin harus mengeluarkan lebih banyak waktu dan sumber daya finansial untuk menemukan individu yang memenuhi kriteria keahlian yang dibutuhkan.

Dalam konteks ini, penting untuk mempertimbangkan ketersediaan sumber daya teknis di pasar penyedia layanan cloud yang dipilih. 

Penting untuk diingat bahwa biaya perekrutan sumber daya teknis dapat meningkat secara signifikan jika ketersediaan mereka terbatas. Oleh karena itu, mempertimbangkan ketersediaan bakat teknis di pasar adalah langkah yang sangat penting dalam perencanaan migrasi ke cloud yang sukses.

Dukungan komunitas dan penyedia layanan cloud

Ada beberapa aspek terkait dukungan yang perlu diperiksa dengan cermat sebelum membuat keputusan akhir dalam pemilihan penyedia cloud.

Langkah pertama adalah mengkaji paket layanan yang disediakan oleh penyedia cloud tersebut. Hal ini penting karena dukungan yang kuat dapat menjadi kunci dalam menjaga kinerja dan ketersediaan lingkungan cloud. Selain itu, periksa berbagai jenis dukungan yang ditawarkan oleh penyedia cloud, seperti dukungan melalui email, telepon, obrolan, atau konferensi video.

Selanjutnya, perhatikan waktu yang dijamin dalam Service Level Agreement (SLA) untuk respon dan penyelesaian masalah. SLA yang kuat dapat memberikan kepastian bahwa masalah akan ditangani secara efisien dan dalam waktu yang wajar. Dalam konteks ini, penting untuk memeriksa dukungan komunitas yang tersedia untuk penyedia cloud.

Terakhir, evaluasi dukungan sumber daya pasar dan dukungan layanan yang ditawarkan oleh penyedia. Hal ini mencakup berbagai aspek, termasuk biaya dukungan, tingkat aksesibilitas, dan tingkat keahlian yang tersedia dari pihak penyedia

Ketersediaan software

Ketika memutuskan untuk mengadopsi pendekatan migrasi Rehost, ada beberapa pertimbangan penting.

Salah satu pertimbangan tersebut adalah ketersediaan software dan versi tertentu yang dibutuhkan oleh aplikasi kalian. Seringkali, aplikasi lama atau legacy menghadapi tantangan dalam hal ketersediaan software dan versi tertentu di lingkungan cloud.

Sudah Paham Perbedaan Public Cloud, Private Cloud, dan Hybrid Cloud, kan?

Public cloud memang menjadi solusi bagi perusahaan yang ingin mengembangkan infrastruktur IT ke cloud computing. Public cloud juga memiliki perbedaan signifikan dengan private dan hybrid cloud. Selain itu, ada beberapa hal yang patut kalian perhatikan dalam memilih public cloud.

Semoga bermanfaat dan tunggu info menarik lainnya dari kami, ya 🙂

Bermanfaatkah Artikel Ini?

Klik bintang 5 untuk rating!

Rata rata rating 0 / 5. Jumlah rate 0

Yuk Rate 5 Artikel Ini!

We are sorry that this post was not useful for you!

Let us improve this post!

Tell us how we can improve this post?

Bagikan:

Leave a Comment