apa itu aplikasi native

Aplikasi native adalah satu dari sekian banyak hal yang harus kalian pahami sebelum terjun ke dunia pengembangan aplikasi. Umumnya, para developer pemula akan menggunakan aplikasi ini sebagai bahan untuk belajar mengembangkan keahlian mereka. Okay, simak ulasannya yuk tentang Mengenal Apa Itu Aplikasi Native?

Apa Itu Aplikasi Native?

Menurut Mobiloud, aplikasi native atau native app adalah sebuah perangkat lunak yang dibangun menggunakan bahasa pemrograman tertentu untuk platform dengan sistem perangkat yang berbeda-beda.

Tak seperti aplikasi web umum yang hanya dibentuk menggunakan Javascript.

Aplikasi ini adalah aplikasi yang ditulis dalam bahasa pemrograman spesifik yang dapat diterima oleh platform yang dituju, baik itu iOS, Android, atau OS lainnya. Misalnya, Swift atau Objective-C digunakan untuk membentuk aplikasi iOS asli dan Java digunakan untuk merakit aplikasi untuk Android.

Bahasa Pemrograman pada Aplikasi Native

Dilansir dari Badoystudio, berikut ini adalah daftar bahasa pemrograman yang digunakan oleh native app sesuai kebutuhan sistem perangkat:

1. Java

Java digunakan pada aplikassi native khusus berbasis sistem operasi Android. 

Dari awal perancangan hingga kini yang mana Android menduduki peringkat atas di jumlah angka penjualan, Java merupakan bahasa pemrograman yang selalu dimanfaatkan developer Android.

2. Kotlin

Selain Java, bahasa pemrograman lain yang dapat digunakan untuk membuat aplikasi native berbasis android adalah Kotlin. 

apa itu aplikasi native

Kotlin sendiri merupakan bahasa pemrograman baru yang paling diminati oleh para programmer muda sebagai sarana untuk belajar.

Kotlin diprediksi bisa menjadi bahasa pemrograman untuk perangkat berbasis mobile populer di masa yang akan datang.

3. Objective-C dan Swift

Objective-C adalah pilihan bahasa pemrograman untuk para perakit aplikasi native pada sistem perangkat operasional iOS.

Namun, dewasa ini, programmer cenderung akan menggunakan Swift sebagai bahasa dasar program untuk aplikasi asli di sistem iOS.

4.  C#

Tidak seperti aplikasi asli untuk Android dan iOS yang memiliki dua opsi bahasa pemrograman, native app untuk Windows hanya memerlukan C# sebagai bahasa dasar sistem program mereka.

Kelebihan Aplikasi Native

Beberapa kelebihan aplikasi native adalah sebagai berikut:

1. Memiliki Performa yang Lebih Baik 

Aplikasi native memiliki performa yang lebih baik dan cepat. Hal itu karena aplikasi native dibuat khusus sesuai dengan spesifikasi satu OS tertentu saja. 

Terlebih lagi, bahasa pemrograman aplikasi juga menggunakan bahasa yang sama dengan perangkat tertentu. Misalnya, Android yang notabene disusun atas bahasa pemrograman Java maka aplikasi nativenya banyak disusun menggunakan Java. 

Selain itu, saat pengguna memakai aplikasi native di perangkat, konten dan elemen visual telah disimpan dalam penyimpanan ponsel. Jadi, proses loading aplikasi jadi lebih cepat. 

2. Dapat Bekerja secara Offline 

Kelebihan lainnya dari native app adalah dapat berjalan sekalipun dalam keadaan offline. Selama aplikasi telah terinstal dan data telah tersimpan pada perangkat, pengguna bisa menggunakannya tanpa jaringan internet.

Contoh aplikasi native di perangkat iPhone misalnya, Camera+. Pengguna tetap dapat menggunakan aplikasi untuk foto dan edit gambar secara offline. Contoh lainnya adalah Spotify. Pengguna masih tetap bisa mendengarkan lagu yang telah diunduh sebelumnya supaya bisa mendengarkan secara offline.  

3. User Experience Aplikasi Lebih Optimal

Bisa dipastikan tampilan aplikasi native akan lebih ramah pengguna. Sebab, aplikasi telah disesuaikan dengan user interface perangkat. 

Selain itu, aplikasi native dapat menyesuaikan lebar layar perangkat dengan optimal sehingga gambar atau data dapat dimuat dengan pas. 

Hal itu karena developer aplikasi native dapat mengakses fitur layout setiap perangkat. Misalnya, Android menyediakan fitur Constraint Layout dan iOS memiliki Auto Layout. Jadi, aplikasi dapat secara otomatis mengatur rasio sesuai perangkatnya. 

4. Developer dapat Mengakses Fitur Perangkat 

Keuntungan selanjutnya adalah developer dapat mengakses fitur yang tersedia pada perangkat. Misalnya fitur camera, microphone, GPS, dan lainnya, sehingga aplikasi jadi lebih canggih dan proses lebih cepat. 

Sebagai contoh, ketika menggunakan aplikasi mobile Facebook. Aplikasi dapat dapat mengakses data gambar dan suara supaya pengguna bisa lebih mudah mengupload foto, video, maupun suara. 

5. Lebih Sedikit Error Saat Pengembangan 

Pengembangan aplikasi native cenderung memiliki lebih sedikit bug atau error. Sebab, developer hanya fokus mengembangkan aplikasi di satu platform, misalnya Android atau iOS saja. 

Mengembangkan aplikasi hybrid tentu lebih sulit sebab harus menyesuaikan masing-masing perangkat dalam satu bahasa pemrograman yang sama. Ditambah lagi, pengembangan aplikasi hybrid sangat bergantung dengan tool pihak ketiga. 

Jika ada update OS, kalian juga perlu melakukan pembaruan coding yang tentunya lebih rumit dibanding aplikasi native. Itulah sebabnya, kemungkinan terjadi bug pada pengembangan aplikasi hybrid lebih besar. 

6. Keamanan Lebih Terjamin 

Keamanan aplikasi native ternyata lebih baik dibanding dengan aplikasi hybrid. Hal ini karena aplikasi native dilindungi oleh berlapis-lapis sistem keamanan sehingga sulit untuk dibobol. Berbeda dengan keamanan dari aplikasi hybrid yang hanya menggunakan sistem keamanan browser yang cenderung mudah dibobol. 

Selain itu, aplikasi native juga tidak bergantung pada sistem pihak ketiga seperti aplikasi hybrid. Aplikasi native menggunakan API resmi yang dapat digunakan di berbagai versi sistem. 

Tak hanya itu, aplikasi native juga menggunakan software development kit (SDK) sesuai dengan platformnya. Memang pengembangan menggunakan SDK ini cenderung lebih lama. Namun, pengembangan ini bisa lebih optimal terutama pada masalah keamanan. Jadi, keamanan aplikasi yang lebih terjamin. 

Kekurangan Aplikasi Native

Oia, ada juga kekurangan yang dimiliki oleh aplikasi native seperti berikut ini: 

1. Tidak Fleksibel 

Salah satu kekurangan dalam pengembangan aplikasi native adalah kurangnya fleksibilitas. Sebab, developer hanya akan mengembangkan sebuah aplikasi yang bisa digunakan di satu platform

Jika kalian ingin mengembangkan aplikasi untuk platform lain, kalian perlu mengembangkan aplikasi baru lagi. Kalian juga perlu menguasai beberapa bahasa pemrograman sesuai dengan platform yang akan dibuat. 

2. Waktu Pengembangan Cukup Lama 

Setiap aplikasi native yang dikembangkan akan menghabiskan lebih banyak waktu. Terutama, jika aplikasi tersebut bertujuan untuk dapat digunakan di perangkat iOS dan Android. Sebab, setiap pengembangan aplikasi menggunakan bahasa pemrograman yang berbeda. 

Berbeda dengan jenis aplikasi hybrid yang proses pengembangannya cenderung lebih cepat. Sebab, hanya menggunakan satu basis code untuk dapat menciptakan aplikasi fleksibel. 

3. Biaya Pengembangan yang Mahal 

Selain pengembangan yang lama, biaya yang dibutuhkan untuk mengembangkan aplikasi native ternyata juga lebih besar. 

Kalian perlu mengeluarkan biaya lebih banyak untuk membayar developer khusus yang membuat aplikasi di perangkat tertentu. Belum lagi untuk biaya pemeliharaan untuk dua aplikasi berbeda di setiap platform.

4. Membutuhkan Upgrade secara Berkala 

Karena mengikuti platform OS yang digunakan, aplikasi native juga perlu mengupgrade aplikasi jika versi OS diupgrade. 

Ditambah lagi, jika ada bug yang baru diperbaiki di aplikasi, kalian perlu meluncurkan upgrade terbaru ke toko aplikasi seperti Google Play atau App Store. Pengguna juga perlu mengunduh ulang dan menggunakan ruang penyimpanan perangkat. 

Jika, pengguna tak melakukan upgrade, pengguna tak akan dapat menggunakan aplikasi dengan versi yang lebih baik. Hmm, cukup merepotkan, ya?

Tools untuk Merakit Aplikasi Native

Mengutip Mopinion, terdapat pedoman yang berbeda untuk merakit masing-masing platform native app dan para pengembang perlu mematuhinya.

Perbedaan ini terletak pada format tipografi, gaya grafis, motion effect,  entri data, dan lainnya yang menjadi ciri khas masing-masing sistem operasi.

Tools yang dapat digunakan untuk merakit aplikasi native sesuai dengan keperluan sistem perangkatnya adalah sebagai berikut:

1. Xcode

Nah, Xcode memperkenalkan cara baru untuk merancang dan membangun sistem aplikasi untuk perangkat berbasis iOS. Xcode biasanya akan dikombinasikan dengan Swift yang dirasa inovatif untuk sistem aplikasi iOS.

Keunggulan

  • Dapat menyisipkan komentar untuk bekerja secara tim;
  • Terdapat fitur debug, untuk memudahkan perbaikan error;
  • Terdapat fitur simulator untuk memeriksa hasil aplikasi secara realtime.

Kekurangan:

  • Hanya bisa dijalankan di macOS

2. Android Studio

Android Studio adalah perangkat pengembangan aplikasi berbasis Android yang dibangun oleh Google. Implementasi editingnya sangat berguna untuk para developer sistem Android. 

android studio

Android Studio juga menyediakan cara mudah untuk proses pengodean dan perancangan di mana tata letak toolsnya membuat perangkat ini sangat nyaman untuk digunakan

Keunggulan

  • Menggunakan instant run supaya program berjalan lebih cepat;
  • Lebih cepat menulis kode Android dengan dukungan fitur Intelligent Code Editor;
  • Aplikasi dibuat untuk berbagai jenis perangkat, seperti smartphone, smart TV, smart watch, dan sebagainya. 

Kekurangan

  • Penerapan yang cukup rumit;
  • Sulit menemukan bug apabila terjadi error.

3. AppCode

Appcode adalah sebuah sistem pengembangan terintegrasi khusus aplikasi native pada sistem iOS dan MacOS.

Selain bekerja sama dengan bahasa pemrograman seperti Objective-C dan Swift, AppCode juga  menyokong fungsi teknologi web seperti JavaScript, HTML, XML, CSS, dan banyak lagi.

4. Xamarin 

Xamarin adalah tools aplikasi native yang dari Microsoft yang cukup populer. Sekitar 1,4 juta developer telah menggunakan Xamarin untuk mengembangkan aplikasi. Tool ini dapat digunakan untuk membangun aplikasi mobile, baik di platform Android, iOS, dan Windows. 

xamarin

Bahasa pemrograman yang digunakan di tool ini adalah C#. Selain itu, berbasis framework .NET yang membuat developer bisa lebih cepat dalam menuliskan kode. 

Selain itu, Xamarin memiliki fitur shared code yang bisa digunakan untuk membuat aplikasi untuk sistem operasi lain. Dengan fitur ini, kalian bisa lebih cepat membuat aplikasi native berbagai platform. 

Keunggulan:

  • Dapat digunakan untuk mengembangkan aplikasi native berbagai platform;
  • Performa aplikasi baik;
  • Komponen UI yang disediakan menarik sesuai platformnya;
  • Dukungan API setiap platform yang memudahkan pengembangan.

Kekurangan

  • Terbatasnya library open source;
  • Komunitas pengembang masih sedikit

Okay, jadi bisa disimpulkan aplikasi native adalah aplikasi yang khusus dibuat untuk sistem operasi tertentu, misalnya di Android atau iOS saja. 

Tenang, kalian tak perlu khawatir akan mengalami kesulitan sebab ada bantuan tools yang memudahkan kalian membuat aplikasi. Contohnya ada yang bisa digunakan untuk membuat aplikasi native di berbagai platform dengan mudah.

Semoga bermanfaat dan tunggu info-info menarik lainnya dari kami, ya 🙂

Bermanfaatkah Artikel Ini?

Klik bintang 5 untuk rating!

Rata rata rating 5 / 5. Jumlah rate 1

Yuk Rate 5 Artikel Ini!

We are sorry that this post was not useful for you!

Let us improve this post!

Tell us how we can improve this post?

Pilot

Drove Jetorbit to be the best technology solution for business every human on planet.

Bagikan:

Leave a Comment