Open source tersedia untuk khalayak umum. Sedangkan closed source hanya untuk kalangan tertentu, seperti agen rahasia atau pemerintah. Penasaran? Okay deh, langsung simak selengkapnya saja yuk mengenai Definisi Open Source dan Closed Source serta Perbedaan Keduanya.!
Definisi Open Source
Open source adalah perangkat lunak yang bersifat mudah didapat dan transparan. Istilah ‘open source’ mengacu pada software dengan kode sumber yang tersedia secara bebas dan dapat didistribusikan ulang serta dimodifikasi.
Contoh open source yang terkenal meliputi sistem operasi Linux, Android, hosting VPS linux, Apache HTTP Server, MySQL, Content Management System (CMS) WordPress, WooComerce, GIMP (GNU Image Manipulation Program), dan browser web Firefox.
Definisi Closed Source
Closed source adalah perangkat lunak berpemilik, alias kebalikan dari perangkat lunak open source. Model ini melibatkan situasi di mana source code tidak disediakan untuk masyarakat umum.
Saat membeli atau mengunduh software closed source, kalian hanya menerima file biner yang dibutuhkan untuk menjalan program tersebut.
Contoh perangkat lunak sistem operasi closed source adalah Microsoft Windows, Microsoft Office Suite, Adobe Photoshop, dan iOS Apple, serta layanan khusus seperti Windows VPS Hosting.
Perbandingan Open Source vs Closed Source
Berikut ini beberapa kelebihan dan kekurangan open source vs closed source.
Software Open Source
Mengutip dari Kinsta.com, berikut ini kelebihan dan kekurangan perangkat lunak Open Source:
Kelebihan
- Hemat Biaya
Biasanya, OSS tidak membebankan biaya pada penggunaan, modifikasi dan pendistribusian software itu sendiri. Bagi pelaku bisnis, ini menjadi alat bisnis yang menguntungkan karena dapat menghemat biaya anggaran operasional, terutama tidak perlu menghabiskan uang untuk membeli lisensi software.
- Transparansi
Software Open Source memiliki transparansi yang tak tertandingi. Artinya, pengguna dapat meninjau, mengaudit, dan memverifikasi kode sumber untuk keamanan dan fungsionalitas.
- Fleksibilitas
Perangkat lunak Open Source memberi kebebasan kepada pengguna untuk memodifikasi kode sumber agar sesuai dengan kebutuhan. Hal ini sangat berguna bagi organisasi atau bisnis yang butuh solusi siap pakai untuk meningkatkan kinerja, menciptakan fitur operasi baru bahkan terintegrasi dengan sistem lain.
- Dukungan Komunitas
Komunitas pengguna dan pengembang yang luas mendukung peningkatan perangkat lunak dan inovasi, berbagi pengetahuan, serta menyumbangkan kode.
- Privasi
Perangkat lunak open source biasanya menawarkan privasi yang lebih baik dibanding alternatif closed source. Sebab, kode sumber dapat dilihat semua orang, upaya melacak pengguna atau mengumpulkan data juga dapat dilihat semua orang.
Kekurangan
- Variabilitas Dukungan
Meski komunitas open source menyediakan dukungan yang lengkap tetapi kualitas dan keandalannya masih belum merata. Pengguna sering harus bergantung pada pengguna lain untuk mendapatkan bantuan, mencari jawaban di forum, atau menelusuri panduan dan dokumen secara online.
- Kompleksitas
Menyiapkan dan menyajikan perangkat lunak open source butuh keterampilan teknis lebih lanjut. Jadi, saat software open source mengalami bug atau error, jika tidak paham hal-hal teknis perlu meminta bantuan developer software open source tertentu.
- Kurangnya Dukungan Komersial
Beberapa proyek open source terikat dana untuk investasi pemasaran, dukungan profesional, dan fitur kelas perusahaan. Artinya, kecepatan pengembangan lebih lambat, update software lebih jarang, dan peluang untuk layanan profesional lebih sedikit.
- Masalah Keamanan
Tahukah kalian bahwa dengan sifat open source itu bebas justru membuat keamanannya menjadi rendah sehingga tingkat keamanannya cenderung rendah dan berpotensi jadi target kejahatan cyber. Oleh karena itu, pengguna harus tetap waspada atas malware bagi keamanan perangkat.
Software Closed Source
Berikut ini beberapa keuntungan menggunakan perangkat lunak closed source:
Kelebihan
- Dukungan Profesional
Software closed source biasanya memiliki dukungan pelanggan profesional, terutama help desk yang andal, sumber daya pemecahan masalah yang lengkap, dan bantuan teknis.
- Kemudahan Penggunaan
Software closed source biasanya ramah pengguna dan dapat didistribusikan ke semua orang. Perangkat ini biasanya menawarkan fitur antarmuka pengguna dan pengalaman pengguna yang lebih baik.
- Keamanan dan Pembaruan
Penyedia software closed source biasanya menyediakan pembaruan dan patch keamanan secara berkala dan tepat waktu. Software ini lebih aman dari ancaman peretas atau malware karena kode sumbernya tidak tersedia secara umum.
- Sentralisasi
Perangkat lunak closed source cenderung menawarkan pengembangan yang lebih konsisten dari waktu ke waktu dan berisiko kecil mengalami masalah kompatibilitas.
Kekurangan
- Biaya
Perangkat lunak closed source biasanya lebih mahal dibanding open source software karena harus membayar perangkat lunak, dukungan, pembaruan, dan lisensi untuk penggunaan berkelanjutan.
Biaya ini bahkan bisa terakumulasi dari waktu ke waktu, terutama jika digunakan sebagai alat bisnis yang butuh banyak lisensi atau akses ke fitur premium.
- Kostumisasi Terbatas
Pengguna software closed source hanya dapat menggunakan fitur dan fungsi yang tersedia bagi pengembang. Hal ini menyebabkan inefisiensi dan menjamurnya solusi software tambahan untuk memastikan cakupan fungsionalitas yang berdampak pada produktivitas dan kepuasan pengguna.
- Kurangnya Transparansi
Perangkat lunak closed source tidak dapat mengizinkan pengguna manapun melihat kode sumber mereka karena sifatnya yang tertutup atau privat. Oleh karena itu, tidak ada transparansi.
Berikut ini tabel perbandingan perangkat lunak open source vs closed source, yang dibedakan menurut beberapa fitur, seperti akses kode ke sumber, lisensi, biaya, kostumisasi, keamanan, dukungan, dan contoh open source dan closed source.
Fitur | Open Source | Closed Source |
Akses ke Kode Sumber | Kode sumber terbuka untuk umum, siapa saja bisa melihat, memodifikasi, dan mendistribusikannya. | Kode sumber tertutup, hanya pemilik atau pengembang yang memiliki akses penuh. |
Lisensi | Berbagai jenis lisensi (MIT, GPL, Apache, dll) dengan persyaratan penggunaan yang berbeda. | Lisensi proprietary dengan batasan penggunaan yang ketat. |
Biaya | Umumnya gratis atau dengan biaya yang sangat rendah. | Seringkali butuh biaya lisensi yang cukup tinggi. |
Kostumisasi | Fleksibilitas tinggi dalam melakukan kustomisasi dan modifikasi. | Kustomisasi terbatas, seringnya butuh bantuan dari vendor. |
Keamanan | Banyak mata yang mengawasi sehingga potensi kerentanan lebih cepat ditemukan dan diperbaiki. | Vendor bertanggung jawab atas keamanan namun kerentanan mungkin tidak segera diketahui publik. |
Dukungan | Komunitas pengguna yang aktif memberikan dukungan. | Dukungan biasanya disediakan oleh vendor, namun bisa berbayar. |
Contoh Aplikasi | Linux, Android, WordPress, Firefox, dan sebagainya. | Windows, macOS, Microsoft Office, Adobe Photoshop, dan sebagainya. |
Kapan Menggunakan Open Source atau Closed Source?
Ingin membangun website bisnis? Kalian bisa memanfaatkan fitur-fitur lengkap dan canggih dari WordPress. Maka, perlu mengandalkan software open source sebagai alat bisnis kalian.
Sebaliknya, jika menggunakan software closed source, kalian harus siap membayar biaya lisensi. Software ini memiliki fitur dukungan dan keamanan yang lebih tangguh. Meski demikian, software closed source membatasi kemampuan untuk mendesain website yang diinginkan.
Miliki website dan langsung online sekarang juga!
Dengan pengalaman lebih dari 10 tahun, Jetorbit siap membantu onlinekan website idaman kalian dan menjadikan usaha kalian dikenal oleh seluruh dunia. Jetorbit tidak hanya membangun website atau aplikasi namun juga mengembangkan bagian bisnis kalian.
Salah satu alasan kalian harus membuat website di Jetweb adalah kami memberikan solusi pada apa yang kalian inginkan melalui website dan aplikasi dengan desain, ide, serta kemungkinan yang tak terbatas lainnya.
Semoga bermanfaat 🙂
Leave a Comment