Apa Itu Open Source Software

Kalian juga pasti sadar kan bahwa perkembangan teknologi semakin mendorong kemunculan berbagai jenis software yang dapat digunakan untuk berbagai keperluan. Salah satu kategori yang paling populer saat ini adalah open source software (OSS). Okay deh, langsung simak selengkapnya saja yuk mengenai Apa Itu Open Source Software, Keuntungan, dan Cara Kerjanya

Apa Itu Open Source Software?

Kalian perlu mengetahui dulu mengenai definisi dari open source dan open source software.

Definisi Open Source 

Open source adalah istilah yang digunakan untuk merujuk pada sesuatu yang dapat dimodifikasi dan dibagikan oleh siapa saja karena desain atau kode sumbernya tersedia secara bebas. 

Istilah ini muncul di dunia pengembangan perangkat lunak untuk menunjukkan pendekatan tertentu dalam menciptakan program komputer. Saat ini, konsep open source telah meluas mencakup prinsip-prinsip, seperti kolaborasi, transparansi, dan pengembangan yang berfokus pada komunitas. 

Prinsip open source juga mencakup cara berpikir yang mengedepankan keterbukaan, kolaborasi, dan pertukaran informasi secara bebas di berbagai bidang kehidupan, termasuk pendidikan, sains, dan pemerintahan.

Definisi Open Source Software 

Open source software (OSS) adalah perangkat lunak dengan kode sumber yang dapat diakses, dilihat, dimodifikasi, dan ditingkatkan oleh siapa saja. Dengan kata lain, OSS memungkinkan siapa saja untuk melihat, mengubah, dan mendistribusikan kembali kode sesuai dengan aturan lisensi yang berlaku. 

Konsep ini berbeda dengan perangkat lunak proprietary atau tertutup, yang mana hanya pembuat aslinya yang bisa mengontrol kode sumber. Keterbukaan ini memungkinkan kontribusi dari komunitas pengembang di seluruh dunia, membuat pembaruan dan perbaikan menjadi lebih cepat.

Keuntungan Open Source Software

Berikut ini beberapa keuntungan utama dari software open source:

Gratis atau Biaya Terjangkau

Sebagian besar OSS dapat digunakan tanpa biaya atau dengan biaya yang jauh lebih rendah dibandingkan software proprietary. Hal ini sangat membantu, terutama bagi startup atau individu yang memiliki anggaran terbatas.

Kontrol Lebih Besar

Banyak orang memilih OSS karena mereka memiliki kontrol lebih atas perangkat lunak tersebut. Pengguna bisa memeriksa kode sumber untuk memastikan tidak ada hal yang tidak diinginkan serta bisa mengubah bagian yang kurang disukai. Bahkan, pengguna yang bukan programmer pun bisa memanfaatkan perangkat lunak ini untuk berbagai kebutuhan.

Pelatihan dan Pembelajaran

Kode sumber yang tersedia untuk umum memungkinkan pengguna untuk belajar lebih dalam tentang pemrograman. Mahasiswa dan pemula bisa mempelajari cara kerja perangkat lunak dan memperbaiki keterampilan mereka dengan membagikan dan mendapat masukan tentang karya mereka.

Keamanan dan Stabilitas

Banyak yang percaya bahwa OSS lebih aman dan stabil dibandingkan perangkat lunak proprietary. Kode sumber yang terbuka memungkinkan lebih banyak orang untuk menemukan dan memperbaiki bug atau celah keamanan. Kontributor yang banyak juga berarti pembaruan dan perbaikan dilakukan lebih cepat.

Stabilitas Jangka Panjang

OSS juga sering dipilih untuk proyek-proyek jangka panjang. Dikarenakan kode sumbernya tersedia untuk umum, pengguna bisa yakin bahwa perangkat lunak tersebut tidak akan hilang atau berhenti diperbarui jika pembuat aslinya berhenti mengerjakannya. Dengan demikian, pengguna dapat mengandalkan perangkat lunak ini untuk waktu yang lama.

Komunitas dan Kolaborasi

Penggunaan open source biasanya didukung oleh komunitas yang solid. Pengguna dan pengembang sering bekerja bersama untuk mengembangkan, menguji, dan memperbarui perangkat lunak. Komunitas ini tidak hanya mendukung perkembangan perangkat lunak tetapi juga berbagi pengetahuan sehingga pengguna bisa terlibat langsung dalam peningkatan program yang mereka sukai.

Kekurangan Open Source Software

Berikut ini kekurangan dari open source software:

Kurangnya Dukungan Resmi

Berbeda dengan software proprietary yang biasanya disertai dengan dukungan resmi dari perusahaan pengembang,OSS sering hanya bergantung pada komunitas untuk dukungan. Hal ini bisa menjadi masalah jika pengguna menghadapi masalah yang sulit dan tidak menemukan solusi yang cepat.

Kompleksitas Penggunaan

Beberapa OSS mungkin memiliki antarmuka yang tidak seintuitif software proprietary sehingga pengguna yang tidak berpengalaman bisa merasa kesulitan dalam pengoperasiannya. Dalam beberapa kasus, pengetahuan teknis yang lebih mendalam dibutuhkan untuk melakukan penyesuaian.

Kurangnya Fitur Tertentu

Meski OSS sangat fleksibel, tidak semua software open source memiliki fitur selengkap software proprietary. Beberapa perusahaan mungkin menginginkan fitur khusus yang tidak tersedia di open source software sehingga mereka harus mengembangkan fitur tersebut sendiri atau beralih ke solusi proprietary.

Cara Kerja Open Source Software

Berikut ini penjelasan mengenai cara kerja open source software:

Kode Sumber Terbuka

Pada OSS, kode sumber (source code) tersedia untuk umum. Kode sumber ini adalah kumpulan instruksi yang ditulis oleh pengembang yang membuat perangkat lunak berfungsi. Siapa saja bisa mengakses kode tersebut, memeriksanya, bahkan memodifikasinya sesuai kebutuhan. 

Kode sumber ini umumnya disimpan di repositori publik. Melalui repositori ini, pengguna dapat menggunakan kode secara mandiri atau memberi kontribusi untuk meningkatkan desain dan fungsionalitas proyek secara keseluruhan.

Lisensi Open Source

Agar tetap bebas digunakan dan dimodifikasi, OSS dilindungi oleh lisensi tertentu. Lisensi ini memastikan bahwa siapa saja yang menggunakan, mengubah, atau mendistribusikan perangkat lunak harus mematuhi syarat-syarat tertentu. 

Ada beberapa lisensi yang populer digunakan oleh proyek-proyek open source, antara lain:

  • MIT License: Lisensi ini sangat longgar dan memungkinkan pengguna untuk melakukan hampir semua hal dengan perangkat lunak tersebut, termasuk memodifikasi dan mendistribusikan ulang.
  • GNU General Public License (GPL) 2.0: Lisensi ini lebih ketat dan mengharuskan setiap salinan kode yang dimodifikasi untuk tetap tersedia bagi publik.
  • Apache License 2.0: Lisensi ini memberi kebebasan kepada pengguna untuk menggunakan perangkat lunak open source secara fleksibel tetapi tetap ada ketentuan mengenai hak cipta dan paten.
  • GNU General Public License (GPL) 3.0: Versi yang lebih baru dari GPL 2.0 dengan aturan yang lebih rinci terkait hak cipta dan distribusi.
  • BSD License 2.0 (3-clause, New or Revised): Lisensi ini lebih sedikit membatasi pengguna dalam hal distribusi ulang dan modifikasi kode.

Perubahan Kode dan Distribusi

Ketika kode sumber dimodifikasi, OSS biasanya harus mencantumkan perubahan yang dilakukan, termasuk metode atau cara modifikasinya. 

Tergantung pada syarat lisensi yang digunakan, perangkat lunak hasil modifikasi tersebut bisa saja diwajibkan untuk tetap tersedia secara gratis, atau diizinkan untuk diperdagangkan. Dalam OSS, transparansi adalah kunci sehingga setiap perubahan dalam kode harus bisa dilacak dan dipahami oleh pengguna lain.

Contoh Open Source Software

Ada banyak contoh OSS yang sukses dan digunakan di seluruh dunia. Berikut ini beberapa di antaranya:

  • Sistem Operasi: Linux, Ubuntu, Fedora
  • Database: MySQL, PostgreSQL
  • Perangkat Lunak Pengembangan: Git, Apache, Python
  • Aplikasi Produktivitas: LibreOffice, GIMP, Inkscape
  • Platform Web: WordPress, Drupal, Joomla

Bagaimana, sudah paham kan mengenai open source software? Semoga bermanfaat 🙂

Bermanfaatkah Artikel Ini?

Klik bintang 5 untuk rating!

Rata rata rating 0 / 5. Jumlah rate 0

Yuk Rate 5 Artikel Ini!

We are sorry that this post was not useful for you!

Let us improve this post!

Tell us how we can improve this post?

Bagikan:

Leave a Comment